Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukan Tapering, Ini Sentimen Yang Masih Ditunggu Pelaku Pasar

Kebijakan tapering The Fed memang akan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan, namun dampaknya terhadap pasar modal Indonesia tidak akan signifikan.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Kebijakan tapering yang akan dilakukan oleh Federal Reserve diyakini tidak akan menimbulkan dampak besar terhadap pasar modal Indonesia. Pelaku pasar lebih mencermati kejelasan terkait kenaikan suku bunga acuan yang akan dilakukan bank sentral AS tersebut.

Menurut Martha Christina, Investment Information Team dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia, kebijakan tapering The Fed memang akan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. Meski demikian, dampaknya terhadap pasar modal Indonesia tidak akan signifikan. Hal ini seiring dengan pengumuman terkait tapering yang telah dilakukan sejak awal tahun.

“Kebijakan tapering ini sudah priced in oleh pasar, mereka sudah mengantisipasinya sejak awal tahun. Sehingga, dampaknya juga cenderung minimal,” katanya dalam acara Mirae Asset Media Day, Kamis (4/11/2021).

Martha melanjutkan, sentimen yang akan lebih mempengaruhi pasar modal Indonesia adalah prospek kenaikan suku bunga The Fed. Menurutnya, pasar masih menantikan kejelasan terkait jadwal kenaikan suku bunga acuan.

Hingga pertemuan The Fed kemarin, Martha menambahkan, The Fed belum memberikan indikasi pasti terkait kebijakan ini.

Di sisi lain, Martha memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mengalami koreksi pada bulan November ini. Menurutnya, hal ini ditopang oleh kenaikan yang telah terjadi selama beberapa waktu terakhir.

“IHSG sudah naik 5 bulan beruntun dan relinya sudah cukup tinggi. Sehingga, kami proyeksikan akan melemah di bulan November,” lanjutnya.

Menurut Martha, salah satu katalis negatif pergerakan IHSG bulan ini adalah aksi window dressing dari pelaku pasar. Pelaku pasar tengah bersiap memanfaatkan momentum sentimen ini yang umumnya terjadi pada akhir tahun.

Selain itu, pergerakan IHSG juga akan dipengaruhi oleh rilis data ekonomi baik dari dalam maupun luar negeri, serta kelanjutan rilis laporan keuangan emiten yang belum melaporkan kinerjanya untuk kuartal III/2021.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper