Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat kembali menembus rekor tertinggi sepanjang masanya pada perdagangan Selasa (2/11/2021), sehari sebelum keputusan kebijakan Federal Reserve.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,39 persen ke level 3 6.052,63, sedangkan indeks S&P 500 ditutup menguat 0,37 persen ke level 4.630,65 dan Nasdaq Composite naik 0,34 persen ke 15.649,60.
Penguatan indeks di Wall Street didorong oleh reli saham-saham berkapitalisasi besar, di tengah bertahannya margin laba, meskipun harga komoditas melonjak dan rantai pasokan terganggu.
Banyak perusahaan telah mampu membebankan kenaikan biaya kepada konsumen, dengan mayoritas mencatat pendapatan di atas perkiraan. Terlepas dari apapun keputusan The Fed pada hari Rabu (3/11), ada persepsi bahwa suku bunga acuan AS masih akan relatif rendah, yang menjadi pertanda baik bagi pasar saham.
Kepala investasi Northern Trus Katie Nixon mengatakan fundamental saham sangat kuat, karena meskipun pertumbuhan ekonoi tertunda, tetapi terlihat masih pada jalurnya hingga 2022 mendatang.
“The Fed akan menahan suku bunga lebih lama dari yang diperkirakan pasar. Jadi ini benar-benar lingkungan yang konstruktif untuk aset berisiko,” ujar Nixon, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (2/11/2021).
Baca Juga
Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor dua tahun mengekor penurunan suku bunga jangka pendek global menyusul pernyataan dovish bank sentral Australia menjelang keputusan The Fed.
Meskipun bank sentral AS diperkirakan segera mulai mengurangi program pembelian aset mereka, para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg berbeda pendapat mengenai apakah kenaikan suku bunga akan dilakukan tahun depan atau awal 2023.