Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor Grup Astra PT Acset Indonusa Tbk. membukukan kenaikan pendapatan dan rugi yang berkurang pada periode sembilan bulan pertama tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, emiten dengan kode saham ACST mencatat pendapatan bersih sebesar Rp1,08 triliun. Realisasi itu lebih tinggi 12,47 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp960,72 miliar.
Rugi bersih pun menyusut menjadi rugi Rp385,81 miliar dari sebelumnya rugi Rp753,38 miliar.
Presiden Direktur Acset Idot Supriadi mengatakan perseroan tetap dapat memperbaiki kinerja keuangan di tengah kondisi perekonomian yang menantang hingga kuartal ketiga 2021 akibat dampak pandemi.
“Manajemen terus berupaya untuk mempertahankan perbaikan kinerja tahun ini dengan terus mengedepankan aspek-aspek perbaikan berkelanjutan yang masih dapat diupayakan oleh perusahaan dan melakukan kajian atas dampak finansial akibat pandemi secara berkala,” tulis Idot dalam siaran pers, Rabu (27/10/2021).
Lebih lanjut, pada periode Januari - September 2021 ini ACST memeroleh kontrak baru senilai Rp369,92 miliar. Kontrak baru itu diperoleh dari proyek bidang fondasi, infrastruktur dan struktur seperti pekerjaan bidang fondasi di JPO Stasiun LRT Kuningan dan Shore Protection PLTU Batang.
Baca Juga
Adapun, seluruh proyek fondasi dikerjakan oleh anak usaha ACST yaitu PT Acset Pondasi Indonusa. Sedangkan di bidang infrastruktur, ACST mendapatkan pekerjaan di Scrap Fill & Overlay (SFO) dan di bidang struktur terdapat proyek pekerjaan Apartemen Cleon Park Garden City.
Dilihat dari kontribusi per lini bisnis, perolehan kontrak baru dari sektor infrastruktur sebesar 51,4 persen, konstruksi 37,6 persen, fondasi 7 persen, dan sektor lainnya 4 persen. Adapun, sektor lainnya menggambarkan aktivitas perdagangan dan jasa sewa yang dilakukan oleh anak usaha.
Di kuartal ketiga tahun ini, ACST juga telah merampungkan aksi Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement pada 27 Agustus 2021. Total perolehan dana dalam aksi korporasi senilai Rp1,5 triliun dan telah digunakan ACST untuk memperbaiki dan memperkuat struktur permodalan dalam menyongsong kontrak – kontrak baru ke depannya.