Bisnis.com, JAKARTA - Nasib emiten maskapai BUMN PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) perlu diperjelas terutama dengan masuknya Pelita Air Service (PAS) sebagai maskapai niaga berjadwal baru yang akan melayani rute penerbangan domestik.
Pengamat Pasar Modal Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada mengungkapkan rencana pengembangan emiten bersandi GIAA ini banyak tidak diketahui pasar seiring masuknya Pelita Air sebagai maskapai BUMN baru yang melayani angkutan niaga berjadwal.
"Kalau rute-rute domestik diambil oleh Pelita Air maka GIAA hanya akan melayani rute internasional atau bagaimana, sementara rute internasional belum semua negara membuka diri," ungkapnya kepada Bisnis, Kamis (21/10/2021).
Pelaku pasar tentunya masih menunggu kejelasan, rencana pemerintah ke depan terkait pengembangan maskapai versi BUMN ini.
Menurut Reza, jika tanpa kejelasan, bahkan pemerintah terkesan menutup diri, pelaku pasar akan mengambil opsi keluar atau sell dari saham GIAA secepat mungkin.
"Artinya kalau GIAA masih bisa diselamatkan, tentunya harus diupayakan untuk diselamatkan," imbuhnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, selain restrukturisasi utang dan penjadwalan ulang pembayaran utang, Garuda Indonesia perlu diupayakan untuk masuk ke bisnis pengiriman logistik, baik melalui akuisisi maupun masuk secara langsung.
Perseroan juga perlu mengoptimalkan anak-anak usaha yang masih menghasilkan dan bantuan dari pemerintah.
"Bantuan dari pemerintah, bisa saja bukan berupa uang namun, dukungan terhadap pengembangan pariwisata dan destinasi ke sejumlah tujuan baik di dalam maupun luar negeri," katanya.
Sebelumnya, pemerintah merencanakan Pelita Air Service mengambil alih layanan penerbangan domestik berjadwal Garuda Indonesia mulai awal tahun depan.
Hal ini ditegaskan oleh Kementerian BUMN serta Kementerian Perhubungan yang telah menerima pengajuan dari Pelita Air untuk beroperasi di penerbangan regular.