Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan pemerintah akan mendorong ekspor produk besi dan baja untuk mengganti komoditas unggulan seperti minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan batu bara.
Langkah ini disambut emiten baja PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk. (GDST). Emiten berkode saham GDST ini menyampaikan siap meningkatkan ekspor baja perseroan.
Corporate Secretary GDST Hadi Sutjipto mengatakan, pihaknya siap untuk meningkatkan ekspor baja setiap saat.
"Prinsipnya GDST siap untuk meningkatkan ekspor setiap saat, tetapi, tidak menetapkan target tertentu," kata Hadi kepada Bisnis, Kamis (21/10/2021).
Hingga semester I/2021, perseroan tercatat membukukan penjualan ekspor senilai Rp137,2 miliar. Penjualan ekspor ini melonjak dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp13,4 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2021, perseroan mengatakan terus mengupayakan perluasan pasar ekspor ke Malaysia dan Singapura serta Sri Lanka. Perluasan ekspor ini juga diupayakan ke pasar negara-negara Asia Tenggara yang lain dan Uni Eropa, serta Arab Saudi yang sebelumnya merupakan tujuan ekspor produk perseroan.
Baca Juga
Pada semester I/2021, GDST membukukan pertumbuhan penjualan bersih 22,34 persen menjadi Rp809,2 miliar, dari Rp661,4 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu.
Perseroan mencatatkan beban pokok penjualan senilai Rp716,5 miliar, meningkat 13,5 persen dari Rp631,3 miliar. Meski beban pokok mengalami peningkatan, laba kotor perseroan tercatat naik signifikan 207 persen menjadi Rp92,6 miliar, dari Rp30,12 miliar.
GDST pun tercatat mampu membalikkan kerugian sebesar Rp73,6 miliar di semester I/2020, menjadi laba tahun berjalan sebesar Rp5,52 miliar pada paruh pertama tahun ini.