Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga pemeringkat PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyampaikan penerbitan surat utang selama kuartal III/2021 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kepala Divisi Pemeringkatan Korporasi Pefindo Niken Indriasih menuturkan, dari sisi penerbitan surat utang nasional, sebanyak Rp34,2 triliun surat utang diterbitkan selama kuartal III/2021. Penerbitan ini didominasi oleh non-BUMN sebanyak Rp19 triliun dan BUMN sebesar Rp15,12 triliun.
"Penerbitan surat utang di Indonesia kuartal III/2021, turun sedikit dibanding kuartal III/2020 sebesar Rp39,3 triliun," kata Niken dalam konferensi perse Pefindo, Senin (18/10/2021).
Dari sisi sektor, penerbitan paling banyak berasal dari sektor konstruksi sebesar Rp8,4 triliun, diikuti sektor multifinance Rp5,6 triliun, dan pulp and paper Rp4 triliun.
Niken menjelaskan, sebagian besar penerbitan surat ini masih terkait dengan penerbitan obligasi. Dari sisi non-BUMN, penerbitan obligasi ini mencapai Rp16,4 triliun, sementara dari BUMN sebesar Rp9,67 triliun.
Kemudian untuk penerbitan medium term notes (MTN) sebesar Rp600 miliar datang dari non-BUMN dan Rp945 miliar dari BUMN. Adapun penerbitan sukuk mencapai Rp2,04 triliun dari non-BUMN dan Rp4,5 triliun dari BUMN.
Baca Juga
Dari total penerbitan Rp34,2 triliun tersebut, sebanyak Rp25,7 triliun diperingkat oleh Pefindo, dengan sebagian besar berasal dari sektor BUMN sebesar Rp15,1 triliun. Sementara, non-BUMNs yang diperingkat Pefindo sebanyak Rp10,6 triliun.
Adapun dari sisi penerbitan obligasi, jumlah yang diberikan peringkat oleh Pefindo hampir seimbang, yakni sebesar Rp9,67 triliun untuk BUMN dan Rp9,1 triliun dari non-BUMN.