Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Realisasi Penerimaan Negara Membaik, Target Lelang SUN Dipangkas

Investor domestik pada lelang kali ini masih mendominasi penawaran dengan persentase mencapai 91,7 persen dari total penawaran.
Karyawan memantau pergerakan harga saham di kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (11/10)./JIBI-Abdullah Azzam
Karyawan memantau pergerakan harga saham di kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (11/10)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan pada lelang Surat Utang Negara (SUN) hari ini, Selasa (12/10/2021), memenangkan Rp8 triliun dari jumlah penawaran sebesar Rp50,15 triliun.

Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengungkapkan, target lelang hari ini diturunkan menjadi Rp8 triliun dari target lelang SUN pada dua pekan lalu sebesar Rp12 triliun.

Adapun sebelumnya dalam keterangan rencana lelang SUN, pemerintah menyebutkan target indikatif lelang SUN ditetapkan senilai Rp8 triliun dan target maksimal senilai Rp12 triliun. Sedangkan untuk lelang SUN sebelumnya, 28 September 2021, target indikatif ditetapkan senilai Rp12 triliun dan target maksimal senilai Rp18 triliun.

“Penurunan target lelang tersebut dilakukan seiring dengan membaiknya realisasi penerimaan negara serta optimalisasi belanja negara dan pembiayaan non utang, sehingga defisit anggaran diprediksi lebih rendah,” ungkap Deni dalam keterangan pers, Selasa (12/10/2021).

Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2021, imbal hasil surat berharga negara (SBN/SUN) yang wajar di pasar sekunder, serta pemenuhan pasokan SUN dari pasar perdana, pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp8 triliun.

Di sisi lain, Deni menyampaikan bahwa dengan jumlah penawaran yang masuk sebesar Rp50,15 triliun, bid to cover ratio pada lelang kali ini menjadi yang tertinggi sepanjang tahun 2021 yaitu sebesar 6,27 kali.

Pada lelang kali ini, dia menjelaskan bahwa pelaku pasar masih khawatir terhadap kenaikan harga komoditas dan energi yang berpotensi memberikan dampak pada tingkat inflasi dan pertumbuhan di Amerika Serikat.

Selain itu, kenaikan imbal hasil atau yield US Treasury tenor 10 tahun hingga ke level 1,6 persen menahan penurunan yield SUN Indonesia walaupun terdapat penurunan suplai SUN di pasar perdana.

Investor domestik pada lelang kali ini masih mendominasi penawaran dengan persentase mencapai 91,7 persen dari total dengan seri yang paling diminati untuk SUN bertenor 5, 10, dan 20 tahun. 

Lebih lanjut, Deni menambahkan imbal hasil rata-rata tertimbang atau Weighted Average Yield (WAY) yang dimenangkan untuk sebagian besar seri Obligasi Negara turun sekitar 1 basis poin (bps) hingga 13 bps dibandingkan dengan yield seri yang sama pada penutupan perdagangan sesi pertama pada hari ini.

Di mana penurunan yield tertinggi terdapat pada SUN seri FR0092 atau Obligasi Negara bertenor 20 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper