Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREMIUM NOTES: ICBP vs Harga Gandum hingga Potensi Merger XL (EXCL) dan Smartfren (FREN)

Emiten konsumer PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) tengah berupaya mempertahankan kinerja bisnisnya di tengah kenaikan harga gandum global.
Petugas sedang menurunkan karton produk mi instan Indomie. Mi instan merupakan salah satu produk unggulan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk./indofood.com
Petugas sedang menurunkan karton produk mi instan Indomie. Mi instan merupakan salah satu produk unggulan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk./indofood.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kekeringan yang melanda sentra produsen gandum di AS dan Rusia bukan hanya menekan bisnis di kedua kawasan tersebut. Situasi yang memicu kenaikan harga gandum global tersebut juga menjadi hambatan bagi produsen mi instan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), yang menggunakan gandum sebagai bahan baku utama.

Harga gandum di bursa Chicago ditutup pada level US$734 per bushel pada Jumat (8/10/2021). Pada pekan yang sama, harga komoditas ini juga sempat menyentuh rekor tertinggi dalam delapan tahun terakhir.

ICBP pun menyiasati kenaikan harga komoditas pada tahun ini salah satunya dengan menaikkan harga produk.

Direktur Indofood CBP Sukses Makmur Taufik Wiraatmadja menjelaskan kenaikan harga komoditas mempunyai dampak terhadap penjualan mi produksi perseroan.

“Januari tahun ini untuk mi kami sudah melakukan kenaikan harga,” kata Taufik dalam paparan publik, Jumat (8/10).

1. Strategi Indofood ICBP & Ancaman Lonjakan Harga Gandum

icbp
icbp

Perseroan masih terus memantau pergerakan harga komoditas dengan berbagai faktor yang dipertimbangkan. Seperti harga bahan baku, kondisi ekonomi, daya beli masyarakat, dan kompetisi di pasar.

Lantas, bagaimana dampak kenaikan harga produk tersebut terhadap prospek bisnis ICBP.

Pembahasan selanjutnya dapat Anda baca di sini.

 

2. Racikan EXCL untuk LINK Kala Kabar Merger dengan FREN Berhembus

xl axiata
xl axiata

Di tengah proses negosiasi untuk akuisisi saham PT Link Net Tbk. (LINK), PT XL Axiata Tbk. (EXCL) diguyur rumor konsolidasi dengan emiten telekomunikasi lain yakni PT Smartfren Tbk. (FREN).

Manajemen EXCL, dalam beberapa tahun terakhir, memang menyatakan bahwa mereka terbuka dengan opsi merger. Begitu pula dengan pihak FREN.

“Smartfren terbuka untuk berkonsolidasi atau berkolaborasi dengan pelaku industri lain yang bertujuan untuk efisiensi operasional. Namun, semua pihak harus mendapatkan manfaat yang sama,” kata Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys.

Namun, hingga kini baik pihak EXCL maupun FREN sama-sama belum berbicara banyak terkait komungkinan konsolidasi tersebut.

Group Head Corporate Communication EXCL Tri Wahyuningsih menjelaskan bahwa untuk saat ini, fokus utama perusahaannya masih pada negosiasi untuk akuisisi LINK.

“Pembahasan untuk memastikan kesepakatan bisa memberikan manfaat dan tidak merugikan salah satu pihak yang terkait dengan aksi korporasi ini,” kata Ayu.

Ulasan selanjutnya dapat Anda baca di sini.

 

3. Rancangan Kolaborasi FREN hingga Rumor Alibaba Masuk

fren
fren

Selain diterpa isu konsolidasi dengan EXCL, FREN juga digadang-gadang bakal kedatangan investor baru. Adalah Grup Alibaba yang dikabarkan tertarik meminang emiten telekomunikasi besutan Sinarmas tersebut.

"Jika Alibaba benar masuk ke Smartfren tentu ini rejeki durian runtuh bagi Smartfren. Kita tunggu saja perkembangannya, karena kan tentu akan banyak hal yang akan dievaluasi dari proses akuisisi atau investasi ini," tutur Direktur ICT Institute Heru Sutadi.

Namun, Heru juga mengingatkan meski Alibaba masuk ke Smartfreen nanti belum tentu juga langsung membuahkan pundi-pundi keuntungan.

“Apalagi, bisnis telekomunikasi Indonesia kian berat dan ketat,” imbuhnya.

Sejauh ini, dibandingkan dengan para kompetitor operator raksasa lain, FREN adalah satu-satunya perusahaan yang masih merugi hingga akhir semester I/2021.

Akan tetapi, bukan berarti FREN tidak menunjukkan progres. Sepanjang semester I/2021, FREN membukukan pendapatan Rp4,95 triliun atau tumbuh 15,05 persen dari perolehan Rp4,3 triliun secara year-on-year (yoy).

Rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas induk FREN juga menciut dari Rp1,22 triliun menjadi Rp451,9 miliar saja.

Pembahasan selengkapnya dapat Anda baca di sini.

 

4. Siasat Grup Lippo Amankan Cuan Jelang Akhir Tahun

lippo
lippo

Memasuki kuartal terakhir 2021, Grup Lippo tengah agresif melakukan sejumlah aksi divestasi.

Kamis (7/10/2021), lewat entitas PT Inti Anugerah Pratama, Lippo menjual sekitar 1,66 miliar lembar saham emiten holding multisektor PT Multipolar Tbk. (MLPL). Penjualan tersebut membuat porsi kepemilikan Lippo di MLPL berkurang, dari 66,47 persen menjadi 55,11 persen, atau setara 8,06 juta lembar saham.

Penjualan dilakukan dengan harga rata-rata Rp484,26 per saham. Artinya, konglomerasi Lippo meraup Rp805,75 miliar.

Sesaat sebelumnya, Multipolar yang bertindak sebagai sub holding dalam konglomerasi Lippo juga melepas kepemilikan sebagian saham di emiten ritel modern PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA). Lewat transaksi yang baru diumumkan Rabu (6/10), MLPL melego sekitar 507,14 juta lembar saham MPPA dengan harga rata-rata Rp700 per saham. Pembelinya adalah PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek.

Aksi tersebut membuat porsi kepemilikan MLPL di MPPA juga berkurang dari 38,33 persen menjadi 31,59 persen saja, atau setara 2,37 juta lembar saham. Namun, di saat bersamaan MLPL juga mendulang cuan sekitar Rp355 miliar.

Bagaimana arah bisnis Grup Lippo seiring divestasi-divestasi tersebut?

Pembahasannya dapat Anda baca di sini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper