Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Melesat 2,06 Persen Tembus 6.417, BBRI & BBCA Diburu Asing

Sebanyak 323 saham ditutup menguat, 199 saham terkoreksi, sedangkan 141 saham terpantau stagnan hingga akhir perdagangan hari ini.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) Sunarso/Istimewa
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) Sunarso/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 2,06 persen pada akhir perdagangan Rabu (6/10/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG terpantau parkir di level 6.417 naik 129 poin. Pada awal perdagangan, IHSG dibuka pada level 6.313 dengan level terendah 6.307 dan level tertinggi 6.441 pada hari ini.

Ketika penutupan, tercatat total transaksi mencapai Rp20,70 triliun dengan nilai beli bersih atau net buy investor asing sebesar Rp4,35 triliun.

Melalui seluruh konstituen sebanyak 323 saham ditutup menguat, 199 saham terkoreksi, sedangkan 141 saham terpantau stagnan hingga akhir perdagangan hari ini.

Adapun saham-saham perbankan menjadi buruan investor asing. Diantaranya adalah BBRI yang naik 4,83 persen serta BBCA yang menguat 3,38 persen dan BMRI naik 2,72 persen.

Sebelumnya, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana memfavoritkan saham perbankan untuk menjadi pilihan utama bagi investor. Terutama saham-saham bank yang memiliki kapitalisasi pasar jumbo.

“Saya memilih saham berkapitalisasi besar dari sektor perbankan seperti PT Bank Central Asia Tbk. [BBCA] dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. [BBRI],” katanya kepada Bisnis pada Selasa (5/10/2021).

Untuk kedua emiten itu, Wawan menargetkan harga masing-masing sebesar Rp36.000 per saham dan juga Rp4.500 per saham.

Wawan menambahkan jika dia optimistis IHSG dapat melaju hingga menyentuh antara 6.500 sampai dengan 6.600. Menurutnya pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akan ikut mendorong pergerakan ekonomi dari sisi domestik.

“Pelonggaran PPKM, kenaikan harga komoditas energi dan juga peningkatan pendapatan emiten [dapat menjadi katalis positif],” katanya.

Sementara untuk katalis negatif, Wawan melihat yang dapat menghambat pertumbuhan IHSG bila terjadi gelombang covid-19 berikutnya sehingga PPKM kembali diperketat. Adapun dari sisi global, kenaikan suku bunga di Amerika Serikat juga dapat ikut menghambat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper