Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah mengalami kenaikan pada akhir perdagangan Senin (4/10/2021).
Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (4/10/2021), rupiah ditutup terapresiasi 0,29 persen menjadi Rp14.266 per dolar AS.
Di kawasan Asia Pasifik, rupiah menguat bersama bhat Thailand yang naik 0,17 persen, yuan China naik 0,40 persen, dan won Korea Selatan naik 0,49 persen.
Sementara itu, indeks dolar AS melemah 0,09 persen menjadi 93.950.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan dolar AS salah satunya berasal dar komentar pejabat Bank Sentral AS bahwa The Fed sepertinya membutuhkan satu tahun atau lebih lama sebelum dapat menaikkan suku bunga.
“Gubernur Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan pada Jumat bahwa kondisi kenaikan suku bunga dapat dipenuhi pada akhir 2022, dengan inflasi diperkirakan akan kembali ke target Fed pada 2022,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Senin (4/10/2021).
Baca Juga
Selain itu, investor juga tengah menunggu keputusan dari beberapa bank sentral dunia seperti di Australia, Selandia Baru, dan India.
Dari dalam negeri, optimisme pelaku pasar terhadap data pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2021 yang masih positif walau tak setinggi realisasi kuartal II/2021 dinilai menambah daya rupiah.
“Perbaikan aktivitas sisi produksi terjadi sangat cepat. Ini sejalan dengan kemajuan pengendalian pandemi Covid-19 yang juga berjalan sangat cepat dan efektif,” tulis Ibrahim.
Adapun, kemajuan tersebut akan terus meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam beraktivitas sejalan langkah pemerintah untuk melakukan pembukaan bertahap dengan menurunkan level PPKM Jawa-Bali.
Ibrahim memperkirakan pergerakan rupiah masih akan berfluktuasi pada perdagangan besok, Selasa (5/10/2021) dengan kecenderungan ditutup menguat lagi pada rentang Rp14.250 - Rp14.290.