Bisnis.com, JAKARTA – Pasar modal Indonesia dinilai lebih menarik bagi perusahaan teknologi ketimbang mencatatkan sahamnya di Bursa Singapura.
Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai pasar modal Indonesia jauh lebih menarik daripada negeri tetangga. Menurutnya, perusahaan teknologi akan jauh lebih diuntungkan bila go public disini.
“Saat ini perusahaan di Singapura yang mau mencatatkan saham sangat terbatas. Maka itu, market Indonesia [lebih] menarik. Bursa Singapura sedang kurang darah untuk perusahaan tercatat,” katanya kepada Bisnis pada Senin (4/9/2021).
Budi berpendapat aturan main terkait multiple voting shares (MVS) atau Saham Hak Suara Multipel (SHSM) bakal menjadi pemanis bagi calon perusahaan tercatat. Selain itu, memasukkan perusahaan rugi ke papan utama juga bisa menjadi tambahan katalis.
Menurutnya dengan membuka peluang bagi perusahaan unikorn teknologi untuk masuk dalam indeks utama pun dapat memenangkan hati para calon emiten. Meski cukup menarik, Budi melihat Bursa Singapura juga memiliki nilai tambah lainnya.
“Tax rate di Singapura lebih menarik dan capital gain tax di sana pun tidak ada walaupun ukuran Bursa disana juga terbatas. Meskipun begitu, tarif pajak kita tidak perlu mengikuti mereka,” katanya.
Baca Juga
Selain itu, aksi korporasi yang baru-baru ini digalang oleh Bukalapak dan Bank BRI juga telah menyedot modal yang besar dari pasar. Budi menilai modal yang beredar saat ini untuk pasar modal terlalu kecil bagi perusahaan teknologi.
Di sisi lain Regulator Singapura dengan dukungan dari perusahaan invetasi negara, Temasek Holdings Pte menyiapkan dana sekitar 1,5 miliar dolar Singapura atau setara US$1,1 miliar untuk mendongkrak aktivitas di pasar sahamnya.
Mengutip Bloomberg, Jumat (17/9/2021), aktivitas penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham di Singapura telah melambat. Dana senilai US$1,1 miliar tersebut nantinya akan diinvestasikan pada perusahaan dengan potensi pertumbuhan yang menjanjikan dan ingin IPO di Singapore Stock Exchange (SGX).
Secara terpisah, divisi investasi dari Singapore Economic Development Board (EDB) akan menyuntik dana sekitar 500 juta dolar Singapura untuk calon perusahaan tercatat dalam dua hingga lima tahun.