Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Akuisisi SUPR, Ebitda TOWR Bertambah Rp1,9 Triliun

TOWR akan mengantongi penambahan pendapatan dari akuisisi STP dengan nilai lebih dari Rp2,1 triliun dan Ebitda hampir Rp1,9 triliun.
Pemandangan daratan dan lautan dari atas menara telekomunikasi yang dimiliki oleh PT Solusi Tunas Pramata Tbk. Sektor telekomunikasi yang moncer selama pandemi covid-19 membuat perusahaan yakin target pendapatan hingga akhir tahun bisa tumbuh 9-10 persen./stptower.com
Pemandangan daratan dan lautan dari atas menara telekomunikasi yang dimiliki oleh PT Solusi Tunas Pramata Tbk. Sektor telekomunikasi yang moncer selama pandemi covid-19 membuat perusahaan yakin target pendapatan hingga akhir tahun bisa tumbuh 9-10 persen./stptower.com

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah mengakuisisi  PT Solusi Tunas Pratama Tbk. (SUPR) atau STP melalui PT Profesional Telekomunikasi Indonesia atau Protelindo, PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) berpotensi mendapat tambahan pendapatan Rp2,1 triliun dan Ebitda hampir Rp1,9 triliun.

Presiden Direktur dan CEO Sarana Menara Nusantara Aming Santoso menyampaikan TOWR akan mengantongi penambahan pendapatan dari akuisisi STP dengan nilai lebih dari Rp2,1 triliun dan Ebitda hampir Rp1,9 triliun. Hal ini akan memperkuat posisi Protelindo sebagai perusahaan infrastruktur telekomunikasi independen terbesar di Indonesia.

“Skala bisnis yang lebih besar akan semakin memperkuat posisi keuangan Protelindo, memperluas layanan yang dapat disediakan kepada para pelanggan, dan juga memungkinkan terjadinya peningkatan efisiensi operasional serta menciptakan sinergi," paparnya dalam keterangan resmi, Jumat (1/10/2021).

Saat ini, STP merupakan perusahaan tower independen terbesar ke-3 di Indonesia dengan 6.780 tower, 12.500 penyewaan dan lebih dari 9.000 km jaringan kabel fiber optik.

Dalam enam tahun terakhir, transaksi ini adalah transaksi akuisisi Sarana Menara Nusantara yang ke-6 dan merupakan transaksi dengan nilai terbesar.

Dengan akuisisi ini, Protelindo akan memiliki sekitar 28.300 tower dengan sekitar 53.000 tenant dan lebih dari 67.800 km jaringan kabel fiber optik.

Sumber pendanaan transaksi akuisisi ini adalah pinjaman baru sebesar Rp 14 triliun ditambah dengan menggunakan fasilitas pinjaman yang telah ada sekitar Rp 2,7 triliun.

Meskipun hutang Protelindo meningkat, paska akuisisi Fitch Ratings tetap mengafirmasi peringkat utang Protelindo di BBB dengan outlook stabil dan peringkat domestik AAA. Demikian pula dengan S&P yang tetap memandang Protelindo sebagai perusahaan berstatus investment grade dengan peringkat BBB-, outlook stabil.

“Rekam jejak kami dalam mengelola keuangan dengan prudent memungkinkan kami mendapatkan pinjaman bank untuk mendanai akuisisi ini dan tetap mempertahankan peringkat investment grade,” jelas Aming.

Redpeak Advisers bertindak sebagai penasihat keuangan eksklusif untuk Protelindo dalam transaksi ini, dan Duane Morris dan Makes & Partners bertindak sebagai penasihat hukum.

TOWR merupakan entitas bisnis Grup Djarum milik orang terkaya di Indonesia, Michael dan Bambang Hartono. Sebelumnya pada 30 September 2021, entitas Grup Djarum lainnya, yakni PT Global Digital Niaga atau Blibli.com mengakuisisi 51 persen saham pengelola Ranch Market, PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper