Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (30/9/2021).
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus dalam risetnya mengatakan, IHSG ditutup naik 0,80 persen dan parkir pada level 6.162,55 pada akhir perdagangan Rabu (29/9/2021).
Sebagian besar sektor, seperti energi, konsumen non siklikal, transportasi, infrstruktur, properti, dan finansial bergerak positif dan menjadi penopang pergerakan IHSG kemarin. Selain itu, investor asing juga membukukan net buy sebesar Rp1,69 triliun.
Nico mengatakan, pergerakan IHSG kali ini masih berpeluang berada di zona hijau dan dapat kembali ke kisaran 6.200.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat dan diperdagangkan pada level 6.118 – 6.218,” jelas Nico.
Salah satu sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan pasar hari ini adalah pernyataan Gubernur The Fed, Jerome Powell dan sejumlah pejabat dari Bank Sentral Eropa, Jepang, dan Inggris, mulai menyampaikan kehatihatiannya pada tingkat inflasi yang terjadi saat ini di seluruh dunia. Inflasi yang mulai naik disebabkan oleh gangguan rantai pasokan meski diyakini hanya sementara.
Baca Juga
Kenaikkan inflasi saat ini merupakan konsekuensi dari terhalangnya pasokan ditengah permintaan yang sedang berada di titik tertingginya karena aktivitas perekonomian mulai kembali pulih. Ini merupakan sebuah proses dari awal, pertengahan, hingga akhir.
Powell mengatakan sangat sulit untuk mengukur seberapa besar efek sementara yang ditimbulkan oleh kenaikkan inflasi, namun Powell percaya bahwa hal tersebut dapat dilewati dengan baik.
Di sisi lain, bank sentral di seluruh dunia mulai bersiap untuk melakukan normalisasi kebijakan moneter setelah mendorong stimulus jumbo pada tahun 2020 untuk menopang perekonomian hingga saat ini.
Tantangan terbesar dari berbagai bank sentral saat ini adalah bagaimana mengatasi pertumbuhan yang tidak merata, terlebih lagi karena ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan.
Sementara itu, dari dalam negeri, saat ini pemerintah tengah menyiapkan rencana ekspor energi listrik hingga 300 megawatt melalui transmisi bawah laut 400 kilo volt ke kawasan Asia Tenggara. Rencananya listrik yang akan diekspor itu nantinya dihasilkan dari energi baru terbarukan.
Rencana tersebut difokuskan oleh pemerintah setelah membahas pengembangan PLTS terapung sebesar 2,2 gigawatt peak di Waduk Duriangkang, Batam, Kepulauan Riau.
Adapun, Nico merekomendasikan investor untuk mencermati saham ASRI dan BIRD pada hari ini.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.