Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Indeks IDX BUMN20 Masih Lesu, Cek Saham-Saham yang Potensial

Peluang perbaikan kinerja indeks IDX BUMN20 masih sangat terbuka seiring dengan pelonggaran PPKM yang telah dilakukan pemerintah.
Karyawan melintas di dekat layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan melintas di dekat layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Aksi profit taking dan melesetnya ekspektasi pelaku pasar membuat IDX BUMN20 masih tertekan sejauh ini. Meski demikian, pelonggaran PPKM dan percepatan vaksinasi di Indonesia menjadi beberapa katalis positif yang dapat mengerek naik kinerja indeks tersebut.

Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menyebutkan, dari segi fundamental, faktor penurunan indeks IDX BUMN20 disebabkan oleh kondisi dalam negeri terkait kasus virus corona yang belum sesuai ekspektasi di awal.

Ia menjelaskan, pelaku pasar sempat optimis ekonomi akan kembali tumbuh seiring datangnya vaksin. Namun, pada kenyataannya pemerintah merevisi pertumbuhan menjadi lebih rendah dibandingkan ekspektasi awal.

Sementara itu, secara teknikal, indeks IDX BUMN20 sudah melonjak signifikan dari koreksi yang terjadi pada masa awal pandemi. Penguatan tersebut tercatat juga telah melebihi 100 persen.

“Jadi, wajar saja pelaku pasar melakukan realisasi keuntungan ditengah minimnya sentimen,” jelas Sukarno saat dihubungi, Kamis (23/9/2021).

Menurutnya, peluang perbaikan kinerja indeks IDX BUMN20 masih sangat terbuka seiring dengan pelonggaran PPKM yang telah dilakukan pemerintah. Hal tersebut turut ditopang oleh percepatan vaksinasi di Indonesia yang akan berimbas pada normalisasi kegiatan ekonomi.

“Pada akhir tahun, peluang aktivitas window dressing juga bisa kembali terjadi,” lanjutnya.

Meski demikian, pelaku pasar juga perlu mewaspadai beberapa sentimen seperti isu tapering off yang kembali muncul serta kasus Evergrande di China yang secara langsung dapat mengganggu pasar global.

Sukarno mengatakan, indeks IDX BUMN20 harus dapat menguji level resistance terdekat pada 344 sebelum menguat pada kisaran 367 – 379 pada akhir tahun. Namun, jika indeks ini turun ke level 325, maka Sukarno memprediksi kisaran pergerakan akhir tahun pada 316 – 344.

Adapun, Sukarno merekomendasikan beberapa saham yang dapat dicermati oleh para investor. Menurutnya, sektor perbankan seperti BBTN, BBNI, BRIS, dan BBRI dapat dikoleksi seiring dengan valuasinya yang masih menarik.

Sektor lain yang memiliki valuasi yang baik adalah konstruksi, yakni saham WIKA, PTPP, dan WSKT. Saham lain pada indeks ini yang dapat dicermati adalah PTBA, PGAS, JSMR, SMGR, dan TLKM.

“Saham-saham ini menurut saya punya potensi kenaikan 10 persen – 15 persen utk jangka pendek hingga menengah,” tutupnya.

Berdasarkan data dari laman Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (23/9/2021), indeks IDX BUMN20 berada di level 337,36, masih terkoreksi 13,93 persen secara year to date.

Adapun, indeks IDX BUMN20 mengukur kinerja harga dari 20 saham perusahaan tercatat yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan afiliasinya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper