Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Reksa Dana Dolar AS Hadapi Tapering The Fed, Ini Strateginya

Reksa dana dolar pendapatan tetap dalam negeri, kinerjanya akan cenderung tertekan seiring dengan risiko tapering The Fed.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (25/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (25/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Diversifikasi ke reksa dana berdenominasi dolar dapat menjadi salah satu opsi bagi para investor untuk meningkatkan keuntungannya.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan reksa dana dolar AS dapat menjadi salah satu pilihan investor yang ingin melakukan diversifikasi portofolio.

Menurutnya, jenis reksa dana dolar yang menarik adalah reksa dana yang diinvestasikan di luar negeri. Menurutnya, jenis instrumen ini akan sangat baik bila dikombinasikan dengan portofolio di Indonesia karena potensi return yang cukup optimal.

Meski demikian, ia juga mengimbau para investor untuk berhati-hati dan memperhatikan profil risiko sebelum masuk ke jenis reksa dana ini. Hal tersebut seiring dengan pergerakan reksa dana dolar AS yang cukup volatil dan valuasinya yang tinggi.

“Selain reksa dana dolar luar negeri, bisa juga mempertimbangkan reksa dana dolar AS yang dalam negeri,” katanya saat dihubungi pada Rabu (22/9/2021).

Adapun, Rudiyanto memprediksi kinerja reksa dana dolar AS akan cukup beragam di sisa tahun ini. Ia memaparkan untuk reksa dana dolar pendapatan tetap dalam negeri, kinerjanya akan cenderung tertekan seiring dengan risiko tapering The Fed.

Sementara itu, untuk reksa dana dolar saham masih cukup menarik untuk dikoleksi. Hal ini seiring dengan prospek kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menurut Rudiyanto akan berada di kisaran 6.600 – 6.700.

“Risiko tambahan adalah fluktuasi kurs karena harus konversi setiap hari waktu penghitungan nilai aktiva bersih,” paparnya.

Adapun, kinerja reksa dana dolar luar negeri akan bergantung pada negara tujuan investasi. Reksa dana dolar yang masuk ke China dan Hong Kong, dalam waktu dekat kemungkinan akan mengalami tekanan seiring dengan risiko regulasi di sana yang meningkat.

“Sementara untuk yang selain negara itu, akan tergantung prospek negara dan saham tujuan investasinya,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper