Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Pabrik Baterai Mobil Listrik, Apa Kabar Saham Emiten Nikel?

Analis memberikan pandangan khusus untuk tiga emiten utama yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT PAM Mineral Tbk (NICL) untuk dicermati investor.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Baru-baru ini Presiden Joko Widodo meresmikan pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat, yang diharapkan juga menjadi yang terbesar se-Asia Tenggara. Hal ini bisa memberikan sentimen khusus bagi emiten nikel di Indonesia.

Berdasarkan catatan Bisnis, Indonesia adalah negara penghasil nikel terbesar atau 27 persen berkontribusi untuk nikel dunia. Indonesia menyumbang 72 juta ton cadangan nikel dari 139.419.000 nikel dunia.

Mengutip Bursa Efek Indonesia, melihat sentimen terbaru tersebut Technical Analyst Panin Sekuritas memberikan pandangan khusus untuk tiga emiten utama yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT PAM Mineral Tbk (NICL) untuk dicermati investor.

1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

Pada penutupan perdagangan Jumat (17/9/2021), saham ANTM berada di level 2400, terkoreksi 10 poin atau 0,41 persen.Pada awal perdagangan, emiten ini dibuka melemah di 2370 setelah sebelumnya berhenti di 2410.

Baik investor domestik maupun asing mengeluarkan dana total sebanyak Rp55,35 miliar untuk mentransaksikan 23,18 juta saham ini.

Adapun investor asing terpantau melakukan profit taking sebesar Rp2,7 miliar di perseroan yang menguasai 7 persen produksi hilir nikel di Tanah Air,

Analis Panin Sekuritas memprediksikan harga saham ANTM masih cenderung sideways di area 2200 – 2670 dan direkomendasikan investor masuk tetapi menunggu mencapai harga terendahnya untuk buy on weakness.

2. PT Vale Indonesia Tbk (INCO)

INCO berada di level 4850, melemah 10 poin atau turun 0,21 persen. Sejak awal perdagangan, INCO dibuka stagnan sama seperti penutupan hari sebelumnya di 4860.

Emiten yang menguasai 22 persen produksi hilir nikel ini terpantau bergerak di kisaran 4850-4920 sepanjang jalannya bursa hari ini. Memiliki market-caps sebanyak Rp48,39 triliun, total 5,31 juta lembar saham laku terjual dengan nilai mencapai Rp25,90 miliar.

Sepanjang perdagangan Jumat, investor asing terpantau melego saham INCO hingga senilai Rp4,88 miliar.

Analis Panin Sekuritas memproyeksikan harga saham INCO juga masih sideways di area 4800-5225. Investor direkomendasikan untuk bisa melakukan pembelian beli, tetapi saat dalam posisi rendah.

3. PT PAM Mineral Tbk (NICL)

Senada, NICL yang baru debut perdananya pada akhir Juni 2021 itu, sahamnya terpantau bergerak melemah, turun 1 poin atau 1,11 persen di level 89.

Sepanjang bursa hari ini, NICL bergerak di area 87-91. Perseroan dan entitas anak perusahaan yang menggarap komoditas nikel di Morowali, Sulawesi Tengah ini menunjukkan tren positif selama sepekan yaitu 1,15 persen, meski valuasi bulanan menunjukkan NICL terpuruk minus 37,14 persen.

Namun, kendati melemah, terlihat asing melakukan pembelian sebanyak Rp109,04 juta. Analis merekomendasikan investor untuk wait and see terlebih dahulu untuk emiten NICL. Sebab, diperkirakan ada trend penurunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper