Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas melanjutkan penurunannya pada akhir perdagangan Jumat (17/9/2021) atau Sabtu pagi WIB, jelang rapat Federal Reserve pekan depan.
Harga emas global turun tiga hari berturut-turut di tengah aksi jual yang tajam karena dolar menguat, dengan semua perhatian investor tertuju pada strategi tapering Federal Reserve (Fed) AS.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, jatuh lagi US$5,3 dolar AS atau 0,3 persen, menjadi ditutup pada US$1.751,40 per ounce. Emas berjangka kehilangan 2,3 persen untuk minggu ini dan ditutup pada level terendah sejak 10 Agustus.
Mengutip Antara, kenaikan mengejutkan dalam penjualan ritel AS pada Agustus di awal pekan, menghidupkan kembali ketakutan tapering atau pengurangan pembelian aset lebih awal oleh The Fed, mendorong dolar lebih tinggi dan mendorong penurunan tajam emas pada Kamis (16/9/2021).
Pasar sudah percaya bahwa Fed akan mengurangi pembelian obligasi, dan itu akan mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS lebih tinggi, kata Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures, Daniel Pavilonis.
"Ini bukan pertanda baik untuk emas, kemungkinan besar akan turun kembali," kata Pavilonis.
Baca Juga
Dia menambahkan dolar, bukan emas, diuntungkan dari permintaan safe-haven dari perkembangan di China seputar pengembang properti Evergrande.
Dolar naik ke puncak tiga minggu, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sementara imbal hasil obligasi pemerintah juga naik.
"Emas telah menjadi produk yang membuat frustrasi dan sering berbalik arah," kata seorang pedagang yang berbasis di New York, menambahkan bahwa emas kemungkinan akan dibatasi dalam kisaran US$1.750-US$1.800 menjelang pertemuan Fed.
Komite penetapan kebijakan The Fed akan bertemu pada Selasa (21/9/2021) dan Rabu (22/9/2021) pekan depan.
Pergeseran hawkish yang kuat dapat mendorong reaksi spontan, reaksi penurunan pada emas sekalipun sudah diperhitungkan, kata analis StoneX, Rhona O'Connell.
Melepaskan langkah-langkah dukungan ekonomi tidak hanya meredupkan status emas sebagai tempat berlindung yang aman, tetapi setiap kenaikan suku bunga selanjutnya akan diterjemahkan ke peluang kerugian yang lebih tinggi untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas.