Bisnis.com, JAKARTA - Produsen rokok Philip Morris International Inc. (PMI) menyelesaikan pengambilalihan Vectura, perusahaan pembuat inhaler asma dalam kesepakatan 1,1 miliar poundsterling.
Pengambilalihan tersebut membuat kelompok kesehatan di Inggris meradang. Organisasi seperti Asthma UK dan British Lung Foundation menyatakan ironi atas aksi korporasi entitas tembakau yang membeli sebuah perusahaan produsen obat pernapasan.
Dilansir Nasdaq, Sabtu (18/9/2021), kedua kelompok telah mengirim surat kepada Pemerintah Inggris untuk menyelidiki pengambilalihan tersebut, dengan alasan konflik kepentingan. Surat itu ditandatangani bersama oleh 35 badan amal, pakar kesehatan masyarakat, dan dokter.
Mengomentari perkembangan tersebut, Sarah Woolnough, Chief Executive Asthma UK dan British Lung Foundation, mengatakan ada risiko yang sangat nyata bahwa kesepakatan Vectura dengan perusahaan tembakau besar akan menyebabkan industri rokok memberikan pengaruh yang tidak semestinya pada kebijakan kesehatan Inggris.
Sementara Philip Morris menerima ambang batas 50 persen untuk membuat penawarannya tanpa syarat, perusahaan belum mencapai 75 persen saham yang dibutuhkan untuk men-delisting Vectura.
Sementara itu, Philip Morris telah menawarkan kepada pemegang saham Vectura kesepakatan 165 pence per saham dan hampir 75 persen pemegang saham mendukung kesepakatan itu.
Baca Juga
Pembelian Vectura adalah bagian dari rencana Philip Morris untuk memproduksi produk "bebas asap rokok." Mengomentari pengambilalihan tersebut, Chief Executive Philip Morris Jacek Olczak mengatakan bahwa mengakuisisi Vectura adalah bagian penting dari strateginya bertajuk "beyond nicotine."
Olczak mengatakan perusahaan akan memberi para ilmuwan Vectura semua sumber daya dan keahlian yang dibutuhkan untuk mencapai setidaknya US$1 miliar pendapatan bersih dari produk "Beyond Nicotine" pada 2025.