Bisnis.com, JAKARTA – Emiten infrastruktur transportasi, PT Jasa Armada Indonesia Tbk. (IPCM), yang merupakan anak perusahaan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC) alias Pelindo, telah menggunakan belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan tahun ini untuk pembelian empat kapal.
Direktur Jasa Armada Indonesia Rizki Pribadi Hasan mengungkapkan pada 2021 capex perseroan ditetapkan sebanyak Rp95 miliar. Di mana dana tersebut digunakan untuk pembelian kapal yaitu KT IPCM Abimanyu I, II, III, dan IV dengan HP 2x2.200.
Keempat kapal tunda baru tersebut ungkap Rizki telah dilakukan serah terima dan juga telah beroperasi.
Sementara itu, pada 2022, perseroan juga telah mengestimasikan dana belanja modal yang lebih banyak dan sebagian juga akan diperuntukkan pada penambahan kapal baru lainnya.
“Kalau tahun 2022 masih dalam proses, tetapi kita estimasikan [capex] kurang lebih sekitar Rp140 miliar,” kata Rizki dalam paparan publik perseroan, Jumat (17/9/2021).
Rizki menjelaskan, belanja modal tersebut rencananya akan terdiri dari penambahan dua kapal tunda. Tidak hanya itu, dia juga mengungkapkan perseroan juga akan menggunakan capex untuk melakukan investasi di bidang digitalisasi atau teknologi.
Baca Juga
Direktur Utama Jasa Armada Indonesia Amri Yusuf mengaku berbahagia dengan kinerja perseroan yang tumbuh pada paruh pertama 2021, dan berharap kinerja tahun ini bisa lebih baik dari tahun sebelumnya atau bahkan 2019.
“Mungkin kami bisa sampaikan juga, mudah-mudahan [kinerja IPCM] bisa lebih baik juga dibandingkan tahun 2019,” ungkap Amri di acara paparan publik perseroan, Jumat (17/9/2021).
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, perseroan memang mengalami pertumbuhan kinerja, baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih.
Tercatat, pendapatan bersih perseroan naik 16,20 persen pada semester I/2021. Dari Rp338,36 miliar pada semester I/2020 menjadi Rp393,04 miliar. Hal yang sama terjadi dengan laba tahun berjalan yang tumbuh 11,73 persen menjadi Rp60,47 miliar. Sementara di periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp54,12 miliar.
Amri menambahkan secara konvensional, strategi yang akan diterapkan perseroan agar emiten tersebut terus tumbuh adalah berusaha meningkatkan pendapatan dan laba.
“Itu yang sedang kita idealkan agar fundamental JAI 2021 sesuai dengan ekspektasi pemegang saham. Kalau labannya bertumbuh lebih baik dari 2020 maka otomatis nilai ekuitasnya akan meningkat,” ungkapnya.
Adapun dari segi aksi korporasi, perseroan menyebutkan hingga saat ini belum ada rencana untuk melakukannya hingga akhir 2021. Namun untuk 2022 dan seterusnya, dia mengatakan bahwa perseroan sedang menyiapkan business plan terkait dengan utilisasi dana internal yang akan bisa dimanfaatkan perseroan untuk kebutuhan bisnis ke depan.