Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana IPO di BEI Berpotensi Tembus Rekor Baru Lagi Tahun Depan

Rencana Mitratel, GoTo (Gojek-Tokopedia), dan dua subholding Pertamina berpotensi menjadi IPO jumbo di BEI.
Mitra layanan ojek daring Gojek menunjukkan logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia yang beredar di media sosial di shelter penumpang Stasiun Kereta Api Sudirman, Jakarta, Jumat (28/5/2021). Sejumlah mitra pengemudi Gojek berharap mergernya dua perusahan ?startup? Gojek dan Tokopedia memberikan dampak positif bagi kalangan mitra dengan meningkatnya bonus dan insentif karena penggabungan tersebut telah meningkatkan nilai atau valuasi perusahaan./ANTARA FOTO-Aditya Pradana Putra
Mitra layanan ojek daring Gojek menunjukkan logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia yang beredar di media sosial di shelter penumpang Stasiun Kereta Api Sudirman, Jakarta, Jumat (28/5/2021). Sejumlah mitra pengemudi Gojek berharap mergernya dua perusahan ?startup? Gojek dan Tokopedia memberikan dampak positif bagi kalangan mitra dengan meningkatnya bonus dan insentif karena penggabungan tersebut telah meningkatkan nilai atau valuasi perusahaan./ANTARA FOTO-Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia berhasil memecahkan rekor aksi penghimpunan dana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada tahun ini. Hal tersebut berpotensi berlanjut pada tahun depan.

Aksi IPO jumbo diprediksi akan berlanjut menjelang akhir tahun ini sampai tahun depan. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) sebelumnya disebut tengah mempersiapkan IPO anak usahanya PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) mulai kuartal III/2021.

Sinyal IPO Mitratel mulai terlihat dari aksi perseroan memperbal aset. Pada awal September lalu, Mitratel menambah portofolio 4.000 unit menara telekomunikasi dari PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel). Alhasil, Mitratel kini memiliki 28.000 menara telekomunikasi di seluruh Indonesia.

Bloomberg melaporkan pada Selasa (27/7/2021) bahwa entitas baru hasil merger Gojek dan Tokopedia yakni GoTo sempat dikabarkan berdiskusi dengan para investor untuk meraih dana hingga US$2 miliar melalui IPO di Indonesia dan AS.

Di sisi lain, GoTo dikabarkan baru akan IPO pada 2022 lantaran tak kunjung munculnya aturan mengenai skema dual class share (DCS) bagi IPO perusahaan teknologi di Indonesia.

Seperti dikutip dari The Straits Time yang melansir Reuters, Jumat (20/8/2021) sumber anonim mengatakan IPO GoTo kemungkinan baru dapat dilakukan pada tahun depan mengingat belum adanya regulasi pasti mengenai skema DCS.

Di kelompok usaha BUMN, dua subholding milik PT Pertamina (Persero) yakni subholding pelayaran (shipping) dan subholding energi terbarukan (renewable energy) juga tengah dipersiapkan untuk go public.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, rencana IPO didasarkan pada pertimbangan atau kebutuhan pasar BEI. Pihaknya tetap mencermati dinamika pasar sebelum IPO.

Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan dana IPO emiten anyar yang telah terkumpul hingga 16 September 2021 mencapai Rp32,14 triliun. Total dana itu berasal dari 38 perusahaan yang baru tercatat tahun ini.

Adapun penyumbang terbesar adalah PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) dengan torehan Rp21,9 triliun. “Total dana IPO tahun ini merupakan perolehan dana terbesar yang dihimpun perusahaan melalui IPO sejak Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977,” katanya pada Jumat (17/9/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper