Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan harga sejumlah logam industri tercatat masih mengalami penguatan. Hal ini membuat emiten sektor kabel harus mengatur siasat.
Corporate Secretary PT Voksel Electric Tbk. (VOKS) Sachje Amalia Siddharta menuturkan, di tengah kondisi yang penuh tantangan ini, pihaknya akan melakukan strategi bertahan.
"Wujud strategi ini, perseroan lakukan melalui terus meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas di internal perseroan," ujar Sachje saat dihubungi, Kamis (16/9/2021).
Dia melanjutkan, VOKS akan mengoptimalkan hedging terhadap harga bahan baku yang terus meningkat. Di samping itu, VOKS juga akan melakukan follow up terhadap proyek-proyek dengan beberapa mitra bisnis yang berpotensi diwujudkan pada semester II/2021.
Sachje memproyeksikan, pendapatan akhir tahun VOKS akan meningkat kurang lebih 17% dibandingkan pencapaian tahun 2020. Pendapatan ini bisa tercapai, dengan memperhitungkan asumsi pandemi Covid-19 bisa terkendali.
Jika dilihat dari segmen market perseroan hingga semester I/2021, lanjutnya, sektor swasta menjadi kontributor pendapatan utama perseroan. Lalu, disusul oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan perusahaan BUMN lainnya.
Baca Juga
Adapun hingga semester I/2021, VOKS mencatatkan penurunan pendapatan 16,18 persen menjadi Rp816,5 miliar, dari Rp974,1 miliar secara tahunan atau year on year (yoy).
Beban pokok pendapatan perseroan tercatat turun 2,74 persen menjadi Rp766,9 miliar, dari Rp788,5 secara tahunan. Hal tersebut membuat laba kotor perseroan turun 73,31 persen menjadi Rp49,5 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp185,5 miliar.
Sementara pos beban usaha dan lain-lain VOKS tahun ini tercatat turun 11,9% menjadi Rp137,8 miliar, dari Rp156,5 miliar year-on-year (yoy).
Perseroan pun masih mencatatkan rugi bersih pada paruh pertama 2021 sebesar Rp72,1 miliar, dari laba bersih Rp21,9 miliar secara tahunan.