Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Summarecon Agung (SMRA) Kembali Dapat Peringkat idA dari Pefindo

Peringkat idA tetap diberikan untuk  Obligasi Berkelanjutan III Tahap II Tahun 2019 seri A dan seri B.
Ilustrasi cluster Blue Crystal Residence/www.summareconmutiara.com
Ilustrasi cluster Blue Crystal Residence/www.summareconmutiara.com

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA dengan outlook stabil untuk PT Summarecon Agung Tbk. dan surat utangnya.

Peringkat idA tetap diberikan untuk  Obligasi Berkelanjutan III Tahap II Tahun 2019 seri A dan seri B. Selain itu, peringkat yang sama juga diberikan untuk Obligasi Berkelanjutan III tahap I Tahun 2018 dengan nilai Rp416 miliar yang akan jatuh tempo pada 6 Desember 2021

Adapun, emiten dengan kode saham SMRA ini berencana melunasi obligasi yang akan jatuh tempo itu menggunakan dana rights issue yang dihimpun pada Juni 2021. Pefindo mengutip perseroan memiliki saldo kas dan setara kas sebesar Rp2,8 triliun per Juni 2021.

“Obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan yang kuat dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya,” tulis Pefindo dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (14/9/2021). 

Walaupun demikian, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi.

Lebih lanjut, peringkat idA juga mencerminkan posisi pasar SMRA yang kuat di dalam industri properti, kualitas aset yang baik, dan pendapatan berulang yang cukup. 

Namun, Pefindo menjelaskan bahwa peringkat dibatasi oleh leverage keuangan yang moderat dan perlindungan arus kas yang cukup, risiko pengembangan proyek baru di area baru, dan karakteristik industri properti yang sensitif terhadap perubahan kondisi makroekonomi.

“Peringkat dapat dinaikkan jika SMRA secara konsisten mencapai target marketing sales, pendapatan, dan EBITDA,” tulis Pefindo. 

Pencapaian tersebut juga harus disertai oleh leverage keuangan yang lebih konservatif. Sebaliknya, peringkat dapat diturunkan jika perusahaan membukukan marketing sales yang lebih rendah dari target serta progres penyelesaian pembangunan properti yang lebih lama dari perkiraan sehingga dapat menyebabkan pengakuan pendapatan yang tidak mencapai target.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper