Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ginting Jaya Energi Incar 10 Kontrak Pertamina EP

PT Ginting Jaya Energi Tbk. (WOWS) optimistis dapat memenangkan tender pengerjaan perawatan dan pemeliharaan sumur migas di Pertamina EP.
Direktur Utama PT Ginting Jaya Energi Tbk Jimmy Hidayat (kiri) saat meninjau rig milik perseroan beberapa waktu lalu. bisnis-dinda wulandari
Direktur Utama PT Ginting Jaya Energi Tbk Jimmy Hidayat (kiri) saat meninjau rig milik perseroan beberapa waktu lalu. bisnis-dinda wulandari

Bisnis.com, PALEMBANG – PT Ginting Jaya Energi Tbk. (WOWS), emiten yang bergerak di sektor jasa migas asal Sumatra Selatan, menyasar 10 kontrak baru PT Pertamina EP senilai total Rp450 miliar.

Direktur Utama PT Ginting Jaya Energi Tbk. Jimmy Hidayat, mengatakan pihaknya optimistis dapat memenangkan tender pengerjaan perawatan dan pemeliharaan sumur migas di Pertamina EP.

“Kami sedang mengikuti proses prakualifikasi untuk 10 lelang kontrak Pertamina,” katanya kepada Bisnis, Minggu (12/9/2021).

Jimmy mengatakan nilai tender berkisar Rp45 miliar per kontrak penyewaan rig. Adapun jasa penyediaan dan pengoperasian rig untuk workover dan wellservices tersebut, tersebar di berbagai zona blok migas Pertamina. Seperti, zona 1, zona 4, zona 7, zona 9 dan zona 11.

“Wilayah kerjanya berada di beberapa daerah yang ada di Jawa, Sumatra dan Kalimantan,” kata dia.

Optimisme dalam memenangkan tender, kata dia, juga berdasarkan pada pengalaman perseroan yang telah memenangkan tender untuk jasa serupa dari BUMN tersebut. 

Dia mengemukakan, teranyar pihaknya telah ditunjuk sebagai pemenang tender senilai Rp4,47 miliar oleh KSO PEP—Energi Tanjung Tiga. 

Dalam dokumen yang diperoleh Bisnis, tender itu terkait rental workover rig dengan kapasitas 550 horse power (HP).

Menurut Jimmy, workover (kerja ulang) dan well services (perawatan sumur) dapat menunjang peningkatan produksi sumur migas.

“80 persen produksi minyak saat ini berdasarkan workover dan well services. Kami pun siap mendukung target pemerintah berupa 1 juta barrel minyak pada tahun 2030,” ujar Jimmy.

Dia pun menilai perawatan terhadap sumur-sumur migas penting karena turut mendukung pengurangan impor. 

Hal tersebut, kata Jimmy, juga merujuk pada penilaian Asosiasi Pemboran Minyak, Gas dan Panas Bumi Indonesia (APMI). 

Sementara itu, Wakil Sekretaris Umum APMI Tito Loho mengatakan butuh pemboran dan perawatan untuk 9.000 sumur sampai tahun 2030 demi mengejar 1 juta barrel minyak dan 12 BSCF gas bumi.

“Pemboran dan perawatan sumur harus optimal. Jangan kedepankan harga murah, tapi harus perhatikan kualitas kerja,” katanya.

Menurut Tito, optimalisasi itu harus menyeluruh. Pasalnya, dalam pemboran sumur migas mencakup 21 bidang usaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dinda Wulandari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper