Bisnis.com, JAKARTA – Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. (EXCL) berencana menaikkan rata-rata pendapatan per pelanggan (ARPU) untuk mengerek kinerja pada paruh kedua tahun ini.
Direktur Utama XL Axiata Dian Siswarini mengatakan fokus perseroan adalah mendorong pendapatan dan profitabilitas bisnis layanan data. Hal itu termasuk meningkatkan pelanggan data yang berkualitas serta produktif.
“Di antaranya adalah dengan melakukan upaya upselling layanan kepada pelanggan dengan produk-produk yang inovatif dan didukung dengan analitik berbasis data untuk meningkatkan ARPU pelanggan,” katanya kepada Bisnis baru-baru ini.
Baca Juga : XL Axiata Perkenalkan Layanan 5G di Medan |
---|
Sampai dengan akhir Juni 2021, jumlah pelanggan meningkat menjadi 56,77 juta dibandingkan dengan kuartal sebelumnya 56,02 juta. Emiten berkode EXCL itu juga menaikkan ARPU blended dari Rp35.000 pada kuartal I/2021 menjadi Rp37.000 pada kuartal II/2021.
Selain itu, lanjutnya, operator berwarna biru juga terus mendorong pertumbuhan pelanggan di luar Jawa yang terus tumbuh kuat. Sebagaimana diketahui, emiten berkode saham EXCL itu mengalami penurunan laba bersih sebesar 59 persen pada semester I/2021.
Operator XL itu mencetak laba bersih senilai Rp716 miliar per Juni 2021 atau turun dibandingkan periode tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,75 triliun. Adapun penurunan kinerja EXCL tidak lepas dari terkoreksinya pendapatan perseroan.
Dalam laporan keuangan Juni 2021, perseroan mencetak pendapatan sebesar Rp12,97 triliun. Jumlah itu turun tipis bila dibandingkan dengan pendapatan periode tahun sebelumnya Rp13 triliun. Dari sisi bisnis utama yakni data, EXCL sejatinya mencetak pertumbuhan 2,81 persen menjadi Rp10,94 triliun.
Baca Juga : XL Axiata Belum Tertarik untuk Jual Data Center |
---|
Di sisi lain, total beban operasi perseroan mengalami peningkatan dari posisi Rp9,9 triliun menjadi Rp11 triliun. Beban penyusutan, beban infrastruktur dan beban pemasaran menjadi pemberat pada semester I/2021.
Adapun masing-masing pos menyumbang Rp4,91 triliun, Rp3,92 triliun, Rp1,1 triliun. Oleh sebab itu, Dian mengisyaratkan perseroan akan terus melakukan penjualan menara untuk meningkatkan efisiensi.
“Saat ini kami sedang melakukan tender dan jika kami mendapatkan penawaran yang menarik, maka bisa jadi akan kami jual,” pungkasnya.