Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah mengakhiri pekan ini dengan melanjutkan penguatan lantaran investor berfokus pada penghentian produksi di Teluk Meksiko AS yang masih berlangsung. Adapun lebih banyak kilang telah kembali beroperasi hampir dua pekan setelah Badai Ida melanda wilayah tersebut.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) pada penutupan perdagangan Jumat (10/9/2021) waktu setempat tercatat menguat 1,58 poin atau 2,32 persen ke US$69,72 per barel.
Sementara itu, harga minyak mentah Brent juga menguat 1,47 poin atau 2,06 persen ke US$72,92 per barel.
Produksi lebih dari sejuta barel per hari di laut lepas AS masih terhenti setelah dihantam badai Ida dua pekan lalu. Sementara pengilangan di Louisiana sudah mulai kembali beroperasi, sehingga permintaan minyak mentah juga kembali naik.
Lambannya produksi kembali dari AS membuat Exxon Mobil Corp. mendapatkan persetujuan untuk muatan minyak mentah kedua dari Cadangan Strategis Departemen Energi untuk digunakan di pabrik Baton Rouge.
"Saat ini pasar lebih fokus pada situasi pasokan di AS. Karena penyusutan pasokan dari perpanjangan oenutupan produksi di sana mulai terasa," ujar Andrew Lebow, senior partner Commodity Research Group, dilansir Bloomberg, Sabtu (11/9/2021).
Baca Juga
Pasar minyak tertekan oleh produksi di Meksiko yang terhenti sejak dilanda badai Ida dan merosotnya pasokan di Amerika sehingga memicu sentimen bullish.
Tim riset Monex Investindo Futures (MIFX) mengatakan harga minyak ke depan tertopang optimisme meningkatnya permintaan minyak mentah setelah pembahasan presiden AS-China untuk tidak saling melakukan konfrontasi kembali di masa mendatang
"Jika harganya naik ke atas level US$69,50, berpotensi dibeli menguji kisaran US$70,00 - US$70,60 per barel," jelas tim riset MIFX.
Sementara itu, jika harganya turun ke bawah level US$68,55, berpeluang dijual menguji kisaran US$67,10 - US$67,55 per barel.