Bisnis.com, Jakarta - Mirae Asset Sekuritas memperkirakan emiten peritel fesyen PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) akan mengalami rugi bersih di kuartal III/2021, sehingga memangkas rekomendasi sahamnya terhadap perseroan.
Hal ini dikarenakan terjadinya Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat (PPKM) yang berkepanjangan pada Juli 2021 dan dilanjutkan dengan PPKM Level 4 dan 3 di Jawa-Bali pada Agustus 2021.
Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya menuturkan, meskipun PPKM Level 4 mengalami relaksasi dibandingkan dengan PPKM Darurat, pihaknya melihat daya beli masyarakat berpenghasilan rendah masih lemah.
"Sejauh ini, pencairan pemerintah untuk stimulus Jaminan Sosial Nasional baru mencapai 45 persen pada Juli 2021 menurut kami lambat," ucap dia, Jumat (10/9/2021).
Hingga saat ini, lanjutnya, pemerintah telah mengeluarkan bantuan subsidi upah sebesar Rp1 juta kepada pekerja dengan gaji bulanan Rp3,5 juta ke bawah, yang tinggal di wilayah yang diberlakukan PPKM Level 4 atau Level 3. Subsidi upah tahun ini direncanakan akan diberikan kepada lebih dari 8 juta pekerja terkena dampak pandemi Covid-19.
"Terlepas dari itu, kami kira dengan berlalunya Lebaran tahun ini, stimulus yang diberikan tidak akan dipacu atau dibelanjakan untuk bisnis pakaian RALS," ujar dia.
Baca Juga
Mirae Asset Sekuritas pun menurunkan target saham RALS menjadi Rp700 dengan estimasi Price to Earning Ratio (PER) 16 kali pada 2022. Pada penutupan perdagangan Jumat (10/9/2021), saham RALS koreksi 2,31 persen atau 15 poin menjadi Rp635. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp4,51 triliun dengan valuasi PER 16,35 kali.
Adapun manajemen RALS menyampaikan pihaknya optimistis kinerja akhir tahun akan meningkat walaupun dibayangi pandemi Covid-19 dan lemahnya daya beli masyarakat.
Ada tiga faktor utama yang menjadi tantangan kinerja peritel pada kuartal IV/2021. Hal tersebut yakni turunnya daya beli masyarakat, PPKM yang levelnya bisa kembali diperketat, serta faktor yang tak diketahui selama pandemi berlangsung.
Pada semester I/2021, RALS mencatatkan penjualan bruto Rp2,73 triliun, naik 24,5 persen year on year (yoy) dari sebelumnya Rp2,19 triliun. Pendapatan bersih juga meningkat 16,5 persen menjadi Rp1,72 triliun.
Sementara itu, laba tahun berjalan Ramayana mencapai Rp137,82 miliar. Nilai tersebut melonjak 2.470,7 persen yoy dari laba semester I/2021 senilai Rp5,36 miliar.