Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peritel Ramayana (RALS) Yakin Penjualan Melejit pada Kuartal IV/2021

Ramayana meyakini penjualan meningkat pada kuartal terakhir 2021 seiring dengan pelonggaran PPKM.
Gerai Ramayana Prime di Cibubur. - Bisnis - Novita Sari Simamora
Gerai Ramayana Prime di Cibubur. - Bisnis - Novita Sari Simamora

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten ritel PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) optimistis kinerja hingga akhir tahun akan meningkat walaupun masih dibayangi pandemi Covid-19 dan lemahnya daya beli.

Corporate Secretary Ramayana Lestari Sentosa Setyadi Surya menjelaskan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 baru direlaksasi memasuki semester II/2021, sehingga pelonggaran tersebut memberikan kesempatan penghasilan lebih baik.

"DKI Jakarta sudah penurunan dari level 4 ke level 3 dan ada tanda-tanda menuju level 2, pelonggaran dari pembatasan aktivitas yang dilakukan di level 4 akan memberi kesempatan mendapatkan penghasilan lebih baik," jelasnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (10/9/2021).

Menurutnya, aktivitas ritel pada akhir tahun biasanya ramai seiring aktivitas perayaan akhir tahun. Kendati demikian, pandemi masih berdampak kepada masyarakat terutama menghantam daya belinya.

Ada tiga faktor utama terangnya yang menjadi tantangan kinerja peritel pada kuartal IV/2021. Ketiga hal tersebut yakni turunnya daya beli masyarakat, PPKM jika levelnya kembali diperketat, serta faktor tak diketahuinya jangka waktu pandemi corona akan berlangsung.

"RALS ini segmentasi menengah bawah paling terdampak bisnis kami, sebetulnya di akhir 2021 tidak terlalu optimistis, karena masyarakat mengalami penurunan daya beli yang sudah ada, kami berusaha terus terang belum terlalu optimistis hasil lebih baik," urainya.

Plt. Direktur Keuangan Ramayana Lestari Sentosa Andreas Lesmana menuturkan terjadi revisi pertumbuhan penjualan hingga akhir tahun. Pada awal 2021, perseroan sempat optimistis pertumbuhan dapat mencapai 15 persen.

"Pendapatan kami ada kenaikan 10 persen-12 persen hingga akhir tahun. Jadi, penjualan diperkirakan mencapai Rp4,35 triliun, ini proyeksi menantang untuk perusahaan, mudah-mudahan bisa tercapai, karena Juli hingga Agustus karena PPKM Darurat kami tidak dapat penjualan optimal di dua bulan tersebut," urainya.

Menurutnya, sepanjang Juli dan Agustus perseroan tidak mendapatkan keuntungan dari aktivitas operasinya.

Dengan demikian, diharapkan pada September hingga Desember 2021, PPKM dapat terus ditekan ke level lebih rendah dan pusat perbelanjaan bisa dibuka dan tetap optimal.

"Di sisi lain, realisasi belanja modal hingga saat ini Rp32,5 miliar karena tidak melakukan belanja modal tahun ini sudah sesuai dengan anggaran yang kami rencanakan," katanya.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 30 Juni 2021 yang tidak diaudit, RALS tercatat membukukan laba tahun berjalan 24,71 kali lebih banyak dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Laba tahun berjalan perseroan pada semester I/2021 tercatat sebanyak Rp137,83 miliar, sedangkan pada semester pertama tahun sebelumnya, 2020 perseroan membukukan laba sebesar Rp5,36 miliar.

Emiten tersebut pada semester I/2021 menghasilkan laba bruto sebesar Rp763,74 miliar yang meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp613,73 miliar.

Maka total pendapatan Ramayana pada enam bulan pertama pada tahun ini juga mengalami peningkatan sebesar 16,50 persen. Dari Rp1,47 triliun pada semester I/2020 menjadi Rp1,72 triliun pada semester I/2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper