Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Resmi! Bitcoin Jadi Mata Uang Legal di El Savador

Presiden Negara El Savador Nayib Bukele mengatakan pemberlakuan kebijakan Bitcoin sebagai mata uang legal menjadi sejarah baru bagi negara tersebut.
Ilustrasi Bitcoin. Aset cryptocurrency terbesar ini menembus level US$23.000 untuk pertama kalinya pada Kamis (17/12/2020)./Bloomberg
Ilustrasi Bitcoin. Aset cryptocurrency terbesar ini menembus level US$23.000 untuk pertama kalinya pada Kamis (17/12/2020)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - El Savador menjadi negara pertama di seluruh dunia yang menjadikan Bitcoin sebagai mata uang legal. Aturan tersebut berlaku mulai Selasa (7/9/2021).

Bitcoin, yang merupakan jenis mata uang kripto atau cryptocurrency, telah resmi dijadikan mata uang digital yang legal di El Savador. Presiden Negara El Savador Nayib Bukele mengatakan pemberlakuan kebijakan ini menjadi sejarah baru bagi negara tersebut

Sayangnya, beberapa jam setelah status resmi Bitcoin di El Savador mengalami gangguan teknologi. Kendala tersebut terjadi saat pemerintah El Salvador meresmikan aplikasi E-Wallet untuk penduduk dan seluruh pengguna untuk pertama kalinya.

Melansir dari NPR, peresmian ini memang sebelumnya telah disarankan langsung oleh Bukele untuk melegalkan Bitcoin. Inovasi ini akan memacu investasi negaranya dan membantu warga El Savador hingga 70 persen, khususnya bagi mereka yang tidak memiliki akses layanan finansial tradisional.

"Kita harus mematahkan paradigma di masa lalu," ucap Presiden Bukele pada Senin (6/9/2021).

Bukele juga mengungkapkan penggunaan Bitcoin akan menjadi cara efektif untuk mentransfer hingga miliaran dolar dalam pengiriman uang yang dikirim kembali oleh orang El Savador yang tinggal di luar negeri ke negaranya setiap tahun. Diketahui, kini pemerintah El Savador telah memiliki 550 Bitcoin, yang setara dengan US$26 juta dolar.

Peluncuran Bitcoin ini juga menjadi tren yang banyak tersebar cerita menariknya di sosial media akan penggunaan Bitcoin untuk membayar barang/makanan di sana, seperti cuitan milik Aaron van Wirdum di Twitter.

"Baru saja masuk ke Mc Donald's di San Salvador untuk melihat, apakah Saya dapat membayar sarapan yang dibeli dengan Bitcoin? Meskipun sepenuhnya saya berharap jawabannya adalah tidak," ungkapnya.

Aaron juga menambahkan bahwa realitanya memang kini Bitcoin memang telah legal digunakan.

"Tapi lihatlah, mereka mencetak tiket dengan kode QR yang akan dialihkan ke halaman web dengan Lightning Invoice," jelasnya.

Namun, tak dapat dipungkiri sempat ada beberapa kendala kecil selama pengenalan resmi mata uang baru El Savador. Salah satunya menurunkan E-Wallet Bitcoin milik El Savador, "Chivo" dengan maksud untuk mencoba meningkatkan kapasitas server pengambilan gambar.

Kendati demikian, hebohnya berita yang menjadi tren dunia atas langkah ekonomi bersejarah El Savador nyatanya tidak menimbulkan euforia yang sama di dalam negeri.

Hal tersebut dibuktikan pada sebuah jejak pendapat yang belum lama ini dilakukan oleh Universidad Centroamericana José Simeón Cañas, sebuah perguruan tinggi Jesuit yang berbasis di El Savador.

Hasil survei menyebutkan 67,9 persen masyarakat tidak setuju dengan adanya keputusan membuat tender legal Bitcoin. Mayoritas dari mereka mengutarakan akan ketidaktahuannya cara menggunakan cryptocurrency.

Tak berhenti sampai di situ, untuk menunjukkan kritik terhadap kebijakan ini, pada Selasa (7/9/2021), terdapat masyarakat yang mengenakan kaos ke parlemen untuk mengekspresikan penentangan atas Undang-Undang Bitcoin yang baru.

Beralih dari permasalahan ekonomi, Bukele juga mendapat kritikan dan penolakan dari masyarakat internasional yang dirasa keputusan pengadilan baru-baru ini yang secara luas dianggap tidak konstitusional.

Kronologinya yaitu pada Jumat lalu, hakim yang ditunjuk oleh parlemen El Savador (yang didominasi oleh partai Bukele), menyimpulkan bahwa presiden (Bukele) dapat mencalonkan diri kembali untuk masa jabatan kedua pada tahun 2024, yang disebut hal itu dilarang oleh konstitusi negara.

Menanggapi permasalahan tersebut, kedutaan besar AS di El Savador mengatakan bahwa keputusan tersebut merusak demokrasi dan lebih jauh akan menghilangkan sedikit demi sedikit citra El Savador sebagai negara demokratis dan dapat dipercaya di kawasan Amerika Latin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper