Bisnis.com, JAKARTA – Menjelang pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) pada September ini, investor bisa mulai memasuki reksa dana obligasi.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan menjelang tapering investor bisa mulai melirik reksa dana obligasi. Pasalnya, Rudiyanto menilai tapering di Amerika Serikat akan terjadi bertahap.
Dengan begitu pengetatan surat utang tidak hanya terjadi satu kali tapi akan beberapa kali hingga dianggap sudah tidak diperlukan lagi ketika ekonomi sudah pulih ke kondisi normal. Menurutnya, pada reksa dana berbasis obligasi pemerintah jika terjadi kenaikan harga bisa dimanfaatkan sebagai momen untuk mengambil keuntungan.
“Kemudian jika mau masuk, bisa memilih yang lebih banyak porsi obligasi korporasi atau pemerintah tapi dengan tenor yang lebih pendek untuk meminimalkan risiko fluktuasi harga,” katanya kepada Bisnis pada Rabu (1/9/2021).
Rudiyanto menambahkan rencana tapering sudah diinformasikan dengan baik oleh The Fed. Hal itu membuat pengurangan pembelian obligasi sesuai ekspektasi pelaku pasar. Oleh sebab itu, dia menilai seharusnya dampak terhadap sentimen pasar lebih minim.
Pasalnya saat ini, pasar mengantisipasi penurunan dari US$120 miliar menjadi US$100 miliar. Apabila lebih sedikit seperti US$105 miliar atau US$110 miliar bisa menjadi sentimen positif bagi pasar.
Baca Juga
Lebih lanjut Rudiyanto menilai untuk reksa dana berbasis saham, terdapat sentimen positif dari musim laporan keuangan. Menurutnya penurunan harga bisa dimanfaatkan sebagai momentum untuk menambah portofolio.
“Didukung laporan keuangan dan harga komoditas yang baik, semuanya bisa menjadi sentimen positif,” katanya. Rudiyanto memperkirakan IHSG bisa bergerak ke level 6.700 sampai dengan 6.800 hingga akhir tahun.
Adapun sektor yang menarik untuk dilirik adalah infrastruktur telekomunikasi dan menara. Ketiga sektor, lanjutnya, secara konsisten berhasil mencatat kenaikan laba bersih di tengah pandemi. Kemudian sektor energi seperti batu bara karena valuasinya juga murah.
Sektor perbankan big caps, saat ini juga terbilang murah karena penurunan harga sejak awal tahun sehingga ada momentum pembelian.
Sementara itu, Analis Panin Sekuritas William Hartanto erekomendasikan beberapa saham yang dapat dicermati sepanjang September mendatang seperti PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) dengan target harga Rp600, PT Adaro energy Tbk (ADRO) dengan harga Rp1.500 – Rp1.700, dan PT Indika Energy Tbk di level Rp1.440 – Rp1.650.
Selain itu, investor juga dapat mencermati PT Indo Tambangraya Megah Tnk (ITMG) dengan target harga Rp17.000 dan PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) pada level Rp320.