Bisnis.com, JAKARTA – Emiten olahraga PT Bali Bintang Sejahtera Tbk. sebagai pengelola klub sepakbola Bali United dapat mencetak laba bersih meskipun pendapatan terkoreksi pada semester I/2021.
Dalam laporan keuangan emiten dengan kode saham BOLA ini menyatakan pendapatan pada paruh pertama tahun ini mencapai Rp35,43 miliar. Jumlah itu menurun 22,70 persen dari posisi Rp45,84 miliar.
Penurunan pendapatan disebabkan bisnis perseroan terdampak oleh pandemi. Segmen manajemen klub komersial yang tahun lalu mencetak Rp36,94 miliar. Pada semester I/2021 ini hanya mencatatkan Rp7,30 miliar.
Beruntung segmen anyar yaitu video streaming dapat menambal pemasukan hingga Rp17,22 miliar. Adapun pemasukan dari pihak berelasi menyumbang Rp1,8 miliar dari total pemasukan BOLA.
Meskipun pendapatan terkoreksi, BOLA masih mencatatkan laba bersih sebesar Rp72,09 miliar. Jumlah itu bahkan melampaui total pendapatan semester I/2021.
Setelah ditelisik, pos pendapatan keuangan menyumbang pemasukan hingga Rp111,50 miliar. Hal ini membuat BOLA mampu mengubah posisi rugi bersih pada tahun lalu Rp12,18 miliar.
Dengan demikian laba per saham perseroan naik menjadi Rp12,02. Adapun total aset BOLA mencapai Rp619 miliar dengan total liabilitas Rp79,23 miliar.
Sebelumnya, Direktur Bali Bintang Sejahtera Yohannes Ade mengatakan perseroan berhasil membukukan laba bersih pada kuartal I/2021 berkat investasi saham.
“Secara operasional, masih mengalami rugi. Akan tetapi perseroan mencatatkan laba bersih dari pendapatan lain-lain,” katanya pada Rabu (4/8/2021).
Yohannes mengatakan perseroan masih akan melakukan aksi tersebut untuk memberikan keuntungan.
“Kami akan mengefektifkan dana untuk investasi yang menguntungkan seperti yang telah kita lakukan di saham-saham publik di pasar modal yang bisa memberikan keuntungan ketika burasa turun,” ungkapnya.
Namun, Yohannes menyatakan aksi tersebut hanya bersifat investasi sementara. Pasalnya sejauh ini Liga Indonesia belum bergulir akibat pandemi Covid-19.