Bisnis.com, JAKARTA - Northstar, salah satu investor besar Gojek, mewaspadai Lazada dan Alibaba sebagai kompetitor Grup GoTo (Gojek-Tokopedia) dalam ekosistem digital di Indonesia.
Saat ini, Grup GoTo yang dimotori Gojek dan Tokopedia memang relatif memimpin pangsa pasar bersama dua kompetitor sesama ekosistem besar lain, yaitu ekosistem kongsi Grab-Emtek dan Sea Group yang dimotori Shopee.
Pendiri sekaligus Managing Partners Northstar Patrick Walujo menilai persaingan di Indonesia tidak akan berhenti diramaikan oleh ketiga ekosistem terbesar saat ini.
"Tiga ekosistem ini mungkin yang pertama ya, yang besar, tetapi bukan berarti tidak akan ada pemain baru di sektor ini. Mungkin saya boleh point out, kami tidak boleh meremehkan Lazada dan Ali ekosistem [Alibaba]," tutur Patrick dalam webinar, Sabtu (28/2/2021).
Alasan Patrick secara spesifik mewaspadai Lazada dan Alibaba adalah pengalaman keduanya di China. Kesuksesan beberapa nama baru membuat kejutan di Negeri Panda, menurutnya, bisa dijadikan pelajaran bagi Grup Lazada dan Alibaba maupun konglomerat China lain untuk menciptakan disrupsi baru di Indonesia.
"Kalau kita mau belajar dari China misal, out of nowhere muncul yang namanya Pinduoduo kan, dan mereka saat ini sudah overtake [menyalip] beberapa pemain besar seperti Taobao di ecommerce. Jadi, ini sektor yang penuh inovasi, dan saya pikir pasti akan ada ekosistem baru yang terbentuk," sambungnya.
Baca Juga
Patrick juga menggarisbawahi bila saat ini, banyak raksasa ecommerce dunia sedang mengamati persaingan ekosistem digital yang serba ketat di Indonesia. Dan, sepemahamannya, tidak sedikit konglomerat yang sudah menyadari posisi Indonesia sebagai potensi menjanjikan untuk berinvestasi di masa mendatang.
"Saya punya cerita, ada salah satu ecommerce besar dunia yang tertarik masuk Indonesia, tapi mereka memilih belum melakukan itu sekarang. Karena mereka pikir saat ini kondisinya super kompetitif. Tapi pasti akan ada yang masuk lagi," tandas Patrick.
Di luar GoTo, Northstar sampai saat ini terus menjajaki berbagai potensi investasi lainnya. Baik investasi di pasar modal maupun pendanaan ke startup-startup kecil.
Patrick juga mengatakan bahwa sebagai investor, Northstar tidak akan menggunakan profitabilitas sebagai indikator tunggal untuk menanam modal di startup atau perusahaan.
"Matriks yang kami gunakan harus berbeda. Di Northstar misal, kami melihat walaupun misal ini bisnisnya belum ada profit, tapi kalau pangsa pasarnya besar dan ada faktor-faktor lain, kami tetap melihat ini sebagai very good investment," tandasnya.