Bisnis.com, JAKARTA – PT Pinnacle Persada Investama mengungkapkan isu tapering off dari The Fed akan tetap berlanjut jadi salah satu sentimen penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada minggu ini. Selain itu juga ditambah dengan sentimen domestik.
Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan pada pekan ini kemungkinan pasar saham akan sedikit pulih dari pelemahan minggu lalu.
“Tapi memang untuk dalam waktu dekat ini, kondisi pasar, khususnya equity market/pasar saham tetap akan volatile, dan salah satu faktor risiko memang dari isu the Fed akan tapering,” jelas Guntur kepada Bisnis, Senin (23/8/2021).
Namun di sisi lain, isu tapering off tersebut ungkap Guntur juga ada baiknya diumumkan pada tahun ini, sehingga investor terusnya bisa mengantisipasi jika memang kondisi ekonomi sudah berangsur membaik.
Menurut Guntur, jika The Fed terlalu lama atau terlambat untuk melakukan tapering dan penyesuaian di suku bunga, akan menjadi risiko tersendiri terhadap pasar finansial.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan 16 Agustus hingga 20 Agustus 2021, IHSG mengalami pelemahan sebesar 1,77 persen dan parkir di level 6.475,25 pada akhir perdagangan Jumat (20/8/2021).
Baca Juga
Melemahnya pasar saham Indonesia tersebut juga membuat kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran dalam sepekan turut melemah dengan masing-masing turun sebanyak 1,31 persen dan 0,57 persen.
Selain sentimen yang telah disebutkan di atas, Guntur pun menyebutkan bahwa ketidakpastian dari penyebaran varian Delta virus Covid-19 yang kasusnya tengah meningkat di Amerika Serikat dan Eropa juga akan menjadi faktor risiko penggerak IHSG dalam sepekan ke depan.
Adapun sentimen domestik yang mempengaruhi kinerja IHSG dan kemudian reksa dana saham dan reksa dana campuran sebut Guntur yaitu terkait dengan ekspektasi dan realita terkait dengan saham-saham sektor teknologi atau unicorn baru atau juga emiten baru yang akan melantai di bursa.
“Sebagai contoh juga, saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) yang euforianya begitu besar sebelum IPO dan sempat naik tajam di dua hari pertama, ternyata sempat terpuruk di bawah harga IPO di minggu lalu,” kata Guntur.
Dia menyebutkan, sebagai emiten yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar, saham BUKA tentu mempengaruhi pergerakan sentimen IHSG secara tidak langsung.