Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Schroder: Dampak Tapering The Fed ke Pasar Saham Tanah Air Minim

Rencana pengetatan kebijakan oleh Federal Reserve diperkirakan tidak terlalu berdampak terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan manajer investasi asal Inggris PT Schroder Investment Management Indonesia (Schroders Indonesia) memperkirakan efek kebijakan pengetatan (tapering) dari Bank Sentral AS tidak akan terlalu menekan pasar saham Tanah Air.

Pasalnya, Indonesia masih berada dalam tahap awal pemulihan ekonomi dan saham-saham di Bursa Efek Indonesia cenderung memiliki valuasi lebih murah.

Presiden Direktur Schroders Indonesia Michael T. Tjoajadi menjelaskan ekonomi selalu berputar dalam siklus naik dan turun. Di dalamnya, menaikkan maupun menurunkan suku bunga menjadi suatu alat untuk menjaga agar ekonomi tidak terlalu lesu maupun tidak terlalu panas.

Dengan kondisi saat ini, dia menilai keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga memang diperlukan untuk menjaga supaya perekonomian tidak overheated. Seperti diketahui, inflasi yang terjadi saat ini didorong oleh kenaikan daya beli masyarakat dan dikombinasikan dengan penguatan harga komoditas.

“Tapi harus diingat, siklus kita di Indonesia ini baru naik dan kita tidak perlu takut dengan tapering. Suku bunga pasti dinaikkan dan ini memang dibutuhkan agar tidak terjadi hiperinflasi yang membahayakan ekonomi,” kata Michael kepada Bisnis, Jumat (20/8/2021).

Dengan suku bunga yang dinaikkan, Michael menilai pertumbuhan ekonomi yang diprediksi naik tahun ini bakal tetap berlanjut bahkan hingga tahun depan.

Shcroders Indonesia memperkirakan PDB dunia bakal tumbuh 5,9 persen pada 2021 dan selanjutnya ke kisaran 4 persen-4,5 persen pada 2022 dengan mengantisipasi kenaikan suku bunga.

Walaupun optimistis dengan pertumbuhan ekonomi yang akan berlanjut setelah terjadi resesi pada 2020, Michael mengingatkan bahwa sentimen bakal tetap ada di pasar saham karena pergerakan harga terjadi secara harian.

“Di pasar saham kan bergerak harian. Ketika The Fed ada sinyal menaikkan suku bunga, indeks Dow Jones turun, tapi ini kan saham bergerak terus. IHSG juga tidak turun terlalu lama, kemarin turun lebih dari dua persen, sekarang sudah naik lagi,” tutur Michael.

Belum lagi, Michael menunjukkan bahwa valuasi saham di Indonesia juga cenderung lebih menarik walaupun suku bunga dikerek. Realita itu berbeda dengan di Amerika Serikat maupun China yang mana indeks saham di sana sempat menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah (historical high) dengan valuasi yang kemungkinan sudah mahal.

Dengan kenaikan suku bunga, investor juga biasanya akan mencari negara yang memiliki valuasi lebih murah dan meninggalkan negara yang memiliki valuasi mahal.

“Indonesia memang agak terlambat pertumbuhan ekonominya, walaupun begitu kita terus memperlihatkan perkembangan yang baik. Itu menjadi kesempatan,” ujar Michael.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0,64 persen menjadi 6.030,77 pada Jumat (23/8/2021). Sejak awal tahun, indeks komposit tumbuh 0,86 persen.

Sehari sebelumnya, IHSG sempat terjun 2,06 persen ke level 5.992,32 pada Kamis (22/8/2021) setelah rilis FOMC Minutes yang mengindikasikan The Fed bakal segera melakukan pengetatan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper