Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pengelola terminal pelabuhan khusus kendaraan, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC) menargetkan pengembangan bisnis signifikan seiring merger induk usaha Pelindo II dengan Pelindo I, III, dan IV. Bahkan, perseroan berharap bisa masuk dalam pengelolaan Pelabuhan Patimban.
Direktur Komersil dan Pengembangan Bisnis Indonesia Kendaraan Terminal Agus Hendrianto mengungkapkan integrasi induk usahanya Pelindo II dengan saudaranya I, III, dan IV bertujuan menstandarkan pelayanan pelabuhan di seluruh Indonesia.
"Khusus terkait terminal kendaraan yang kami tahu, baru kami anak usaha Pelindo II yang punya dedicated kargo kendaraan. Ketika integrasi, akan ada kesempatan handling kendaraan di terminal di seluruh Indonesia," jelasnya dalam paparan publik, Senin (23/8/2021).
Menurutnya, berdasarkan pengalaman IPCC, dengan standar pelayanan internasional IPCC bisa tampil menjadi pemimpin dari sisi pengoperasian terminal khusus kendaraan.
Apalagi, posisi industri otomotif sebagian besar di Jawa bahkan spesifik di Jabodetabek dan Karawang. Kegiatan internasional aktivitas ekspor pun 90 persen lebih melalui Terminal kendaraan kelolaan perseroan di Tanjung Priok.
"Car maker sudah punya trust tinggi terhadap standar pelayanan kami kepada mereka. Integrasi Pelindo ini jadi kesempatan kami masuk ke terminal lain di luar Tanjung Priok di pelabuhan yang selama ini dikelola Pelindo 1, 3, dan 4 termasuk Pelabuhan Patimban dengan alasan yang sama," urainya.
Baca Juga
Pelabuhan Patimban yang dibuat di Subang menjadi pelabuhan yang salah satu terminalnya didedikasikan untuk mengurus kendaraan yang menjadi kekuatan IPCC baik dari sisi pengalaman, TIK, maupun SDM.
Harapan masuknya IPCC ke Patimban ini bukan merupakan hal yang mustahil. Hal ini karena dalam konsorsium pengelola Patimban terdapat anak usaha PT Pelindo III (Persero).
Konsorsium Patimban beranggotakan PT CT Corp Infrastruktur Indonesia (CTII), PT Indika Logistics & Support Services (ILSS), PT U Connectivity Services (UCS) dan PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS).
Perusahaan yang bernama PT Pelabuhan Patimban Indonesia ini resmi ditetapkan oleh pemerintah sebagai pemenang tender proyek KPBU Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat. Penetapan pemenang tender ini diumumkan melalui harian Bisnis Indonesia yang terbit pada 30 Desember 2020.
Direktur Utama Indonesia Kendaraan Terminal Rio Theodore Natalianto Lasse pun sangat antusias dapat memanfaatkan aksi merger induk usaha untuk meningkatkan kinerja perseroan.
"Informasi terakhir yang kami dapatkan memang rencananya secara resmi akan didengar dari publikasinya nanti, di media sudah ada beberapa statement merger akan terjadi di kisaran akhir tahun 2021 ini," urainya.
Dengan demikian, dari internal grup Pelindo, dia sudah mendapatkan kabar merger Pelindo sudah pasti terjadi, sehingga sebagai anak usaha, IPCC harus siap-siap mendukung semangat merger dan logistik dalam negeri.
Lebih lanjut, terkait dampak dari merger tersebut terhadap perseroan, Rio mengungkapkan amsih membutuhkan RUPS terlebih dahulu untuk detail aksi ke depan.
"Setelah pelindo bersatu tentu ada penjabarannya seperti apa di bisnisnya, ke depan ada klusterisasi per bisnis masing-masing entitas Pelindo bersatu, sementara IPCC di kelompok bisnis non petikemas, sejauh ini hanya ada tiga yang core di non petikemas," paparnya.
Ke depan, IPCC perlu melihat, selain menekan biaya logistik, perseroan juga harus dapat merangkul nilai dari fasilitas lain di wilayah operasional lain di Indonesia.
IPCC harus dapat membawa solusi terhadap terminal lain dan akan mengajukan terkait pengelolaan terminal lain.
"IPCC wilayahnya jadi mulai dari Sabang sampai Merauke, kami satu-satunya yang memiliki keahlian di terminal kendaraan, bisnis proses, TIK, dan skill personel. Patimban juga semangat kolaborasi bisa creating value, peluang ke depan banyak untuk IPCC," urainya.
Berdasarkan laporan keuangan yang tidak diaudit per 30 Juni 2021, IPCC mencetak pendapatan sebesar Rp233,28 miliar naik 32,79 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp175,68 miliar.
Adapun, EBITDA perseroan turun 0,6 persen menjadi Rp66,4 miliar dari Rp66,79 miliar. Kendati demikian, laba bersih IPCC meningkat dan berbalik untung Rp14,83 miliar dibandingkan dengan rugi bersih Rp0,24 miliar.