Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertahan di teritori negatif pada akhir sesi I perdagangan hari ini.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 1,53 persen atau 93,39 poin ke level 6.024,75 hingga sesi I perdagangan, Kamis (19/8/2021).
Sebanyak 140 saham menguat, 336 saham melemah, dan 158 saham diperdagangkan stagnan. Kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia tercatat turun menjadi senilai Rp7.285,81 triliun.
Kendati demikian, investor asing melakukan aksi beli bersih di semua market hingga Rp95,63 miliar. Saham PT Bukalapak Tbk. mengalami net foreign buy Rp165,1 miliar yang membuat saham BUKA menguat 1,81 persen ke Rp845.
Menyusul saham PT Bank Sentral Asia Tbk. (BBCA) diborong asing Rp141,3 miliar, sekalipun mengalami penurunan 0,38 persen. Sementara saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) dibeli asing Rp18,7 miliar.
Adapun saham-saham yang menjadi pemberat IHSG pada sesi I perdagangan hari ini antara lain saham PT Bank MNC Internasional Tbk. (BBAP), saham PT Multipolar Tbk. (MLPL) dan saham PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP). Masing-masing saham melemah 6,97 persen, 6,85 persen, dan 6,84 persen.
Baca Juga
Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menuturkan secara teknikal pergerakan IHSG terkonsolidasi dan mencoba bertahan pada trend bullish jangka panjang dan Moving Average 50 hari serta 20 hari.
Chart pattern berpotensi membentuk pola head and shoulders yang dikonfirmasi apabila IHSG break out level support MA50 sebagai neckline. Indikator stochastic dan RSI bergerak terkonsolidasi pada area middle oscillator.
"Indikator MACD bergerak mendatar dengan histogram yang menguat. Sehingga secara teknikal pergerakan IHSG masih akan tertahan dan berpotensi melemah," jelasnya, Kamis (19/8/2021).
IHSG diperkirakan menguji kembali level support MA20 dan MA50 dengan rentang pergerakan 6068-6179. Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal diantaranya; ANTM, ASRI, BSDE, CPIN, CTRA, ICBP, MIKA, SCMA, SILO, TBIG, TOWR.
Bursa Asia berpotensi melemah di perdagangan hari kamis setelah adanya penurunan pada mayoritas indeks saham di Wallstreet yang dipicu oleh risalah the Fed yang mengindikasikan memulai mengurangi stimulus mulai akhir tahun 2021.
Sebagian besar pejabat Fed mayoritas setuju untuk bisa mulai memperlambat laju pembelian obligasi akhir tahun ini mengingat kemajuan yang dicapai pada data inflasi dan pekerjaan.
Indeks Kontrak berjangka lebih rendah di Jepang dan Australia tetapi stabil di Hong Kong sedangkan Indeks Kontrak berjangka AS berfluktuasi setelah S&P 500 dan Nasdaq 100 jatuh untuk hari kedua semalam.
Dari dalam negeri investor akan hasil keputusan bank Indonesia dan prospek kebijakan moneter ke depan pasca arah the Fed dalam pengurangan stimulus mulai terang. Sehingga secara sentimen IHSG berpotensi tertekan pada perdagangan hari ini.