Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah ekonom menyebutkan bahwa prediksi pemerintah terkait perekonomian Indonesia pada Rancangan APBN 2022 cukup realistis. Hal itu bahkan bisa membawa sejumlah sentiment positif bagi rupiah.
Macroeconomy Analyst Bank Danamon Irman Faiz mengatakan, dari RUU APBN 2022 bahwa pemerintah tetap berkomitmen untuk menjaga defisit fiskal kembali ke 3 persen GDP pada 2023 dapat memberikan sentimen positif ke investor global.
“Dari segi rating Indonesia pun juga sehrusnya berdampak baik dengan rencana ini. Namun, nanti tergantung pada realisasinya karena memang ketidakpastian Covid-19 masih tinggi, jadi masih ada risiko untuk penerimaan negara tahun depan dan defisit seperti yang telah disampaikan,” kata Faiz saat dihubungi, Senin (16/8/2021).
Namun, tahun depan, imbuh Faiz, potensi rupiah untuk terdepresiasi seharusnya lebih besar karena jika ekonomi membaik sesuai perkiraan, dorongan permintaan domestik akan kembali melebarkan defisit transaksi berjalan dan tahun depan ada risiko pelaksaan kebijakan normalisasi moneter dari The Fed.
“Kami melihat tahun depan rupiah bisa di rentang Rp14.550-Rp14.650 per dolar AS. Hal ini yang mungkin akan dapat dipertimbangkan sebagai balance of risk dari asumsi makro pemerintah,” kata Faiz.
Sementara, untuk sepanjang tahun ini, karena ada dorongan fundamental yang cukup kuat mulai dari surplus neraca dagang berlanjut, inflasi yang rendah, cadangan devisa yang cukup serta potensi FDI yang masih masuk, pihaknya memperkirakan rupiah menjelang akhir tahun akan bergerak pada kisaran Rp14.350-Rp14.450 per dolar AS.
Baca Juga
Dari sisi The Fed pun masih menekankan bahwa komunikasi kebijakan moneter akan berhati-hati dan inflasi yang tinggi sekarang sifatnya masih sementara.
“Untuk itu pengurangan stimulus moneter akan sangat bergati-hati. Selain itu, dengan asumsi tentunya PPKM Level 4 ini tidak lebih dari Agustus ini sehingga recovery mobilitas bisa terjadi pada akhir bulan kuartal III/2021 dan rebound di kuartal IV/2021 dan menjadi sentimen positif untuk rupiah,” tambahnya.
Senada, Kepala Ekonom Bank BCA David Sumual mengatakan bahwa perkiraan perekonomian pada Rancangan APBN 2022 cukup realistis.
“Mungkin berharap pada masih pemulihan ekonomi global dan kuatnya ekspor, terutama komoditas,” ujarnya.
Adapun, meski ada koreksi pertumbuhan ekonomi menjadi 5,0 persen– 5,5 persen, asumsinya menjadi lebih realistis mengingat perkembangan terakhir.
“Ini memperkuat confidence pasar juga dan bisa membawa sentimen positif untuk rupiah,” kata David.