Bisnis.com, JAKARTA - Sempat mencoba menguat, saham emiten unicorn PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) kembali dibanting oleh para investor.
Pada pembukaan perdagangan Jumat (13/8/2921), emiten bersandi BUKA ini kembali dihantam gelombang aksi jual. Padahal, harganya sempat bergerak naik mencapai 985.
Saham BUKA pada 30 menit pertama perdagangan hari ini bertahan di zona merah, setelah sempat mencoba menguat, tapi akhirnya turun 3,11 persen atau 30 poin ke level 935. Kapitalisasi pasarnya pun mencapai Rp96,36 triliun.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan investor asing menjadi mayoritas penjual saham Bukalapak. Dalam catatannya, dana asing yang keluar lebih dari Rp1 triliun sejak hari pertama emiten teknologi itu diperdagangkan.
“Ini hanya aksi profit taking saja. Namun sampai kapan akan terus ARB tidak ada yang tahu,” katanya kepada Bisnis pada Kamis (12/8/2021).
Reza menambahkan investor asing yang masuk ke dalam Bukalapak terbagi menjadi dua kategori. Ada yang memang mencari capital gain atau investor jangka panjang. Pada saat ini, lanjutnya, harga saham Bukalapak belum mencerminkan nilai yang wajar.
Baca Juga
Menurutnya, lambat laun BUKA akan menunjukkan keseimbangan harga yang mencerminkan fundamental dan nilai wajar.
“Semua akan kembali pada fundamental. Mungkin sekarang ARB, tapi tetap saja masih lebih tinggi dibandingkan dengan harga penawaran,” ungkapnya.
VP Corporate Affairs Bukalapak Siti Sufintri Rahayu menjelaskan bahwa pergerakan harga saham perseroan murni karena mekanisme pasar.
“Sebagai informasi, transaksi saham Bukalapak di bursa saham setelah melakukan listing murni merupakan mekanisme pasar,” kata Siti, Selasa (10/8/2021).