Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reksa Dana Saham Masih Lesu Meski IHSG Naik, Pasar Tunggu IPO Bukalapak?

Meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat membaik pada Juli 2021, tidak serta merta membawa kinerja positif bagi reksa dana saham.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja reksa dana saham masih berada di teritori negatif dan mencatatkan kinerja paling buruk jika dibandingkan dengan produk reksa dana lainnya sepanjang 7 bulan pertama 2021.

Meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat membaik pada Juli 2021, tidak serta merta membawa kinerja positif bagi reksa dana saham.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyampaikan bahwa hal tersebut dikarenakan pergerakan IHSG saat ini ditopang oleh sektor teknologi dan bank digital yang tidak termasuk dalam indeks dari Bursa Efek Indonesia seperti LQ45, DBX, Kompas 100, Bisnis-27 ataupun indeks lainnya.

“Reksa dana saham memang masih jauh di bawah indeks IHSG terutama ya, tapi sebetulnya kalau dibanding indeks LQ45 atau Kompas 100 ya, mirip-mirip seperti itu sih,” ujar Wawan kepada Bisnis, Rabu (4/8/2021).

Sektor teknologi maupun perbankan digital ini menurut Wawan belum masuk dalam indeks acuan yang telah ada dikarenakan baik dari sisi likuiditas maupun dari fundamentalnya tidak tercermin dalam indeks tersebut.

Sementara reksa dana saham, ungkap Wawan, ketika mereka akan membeli saham yang jadi salah satu faktor utamanya adalah likuiditas, sehingga membuat secara kinerja reksa dana saham menjadi tertinggal.

Berdasarkan data Infovesta Utama, reksa dana saham mencatatkan kinerja paling buruk dibandingkan dengan jenis reksa dana lainnya. Secara tahun berjalan, kinerja reksa dana saham terpuruk menjadi minus 9,32 persen. Sementara itu, secara per bulan pada Juli 2021, reksa dana saham masih mencatatkan kinerja negatif yaitu 0,06 persen.

Adapun IHSG mengalami peningkatan kinerja sepanjang tahun berjalan atau year to date (ytd) yaitu naik 1,52 persen, sedangkan secara per bulan juga turut naik sebesar 1,41 persen per 30 Juli 2021.

Di sisi lain, pada Juli 2021, reksa dana obligasi mencatatkan kinerja yang positif sepanjang tahun berjalan yaitu 3,20 persen untuk reksa dana obligasi korporasi dan 2,30 persen untuk reksa dana obligasi pemerintah.

Secara per bulan, kinerja paling baik disematkan pada reksa dana pendapatan tetap yang mengalami peningkatan sebanyak 1,27 persen pada Juli 2021. Lalu diikuti oleh reksa dana obligasi pemerintah yang naik 1,13 persen serta disusul reksa dana obligasi korporasi yang naik 0,51 persen.

Wawan mengungkapkan, untuk kinerja reksa dana saham secara per bulan masih ada harapan untuk perbaikan kinerja, tetapi jika melihat kinerja sepanjang tahun berjalan maka akan sulit untuk membalikkan keadaan.

“Dan minggu ini IPO nya Bukalapak jadi ya lagi-lagi yang naik sektor teknologi, sementara pasti di reksa dana belum bisa masuk,” ujar Wawan.

Namun untuk pergerakan IHSG, Wawan optimis kinerja IHSG akan naik sepanjang pemerintah bisa menurunkan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 pada bulan Agustus ini.

Wawan pun melihat kemungkinan penurunan level PPKM akan terjadi setidaknya pada minggu kedua Agustus disebabkan angka kasus positif Covid-19 yang mulai turun, begitu juga bed occupancy rate di rumah sakit yang meningkat dan angka kematian akibat virus tersebut mulai turun.

Terkait sektor teknologi dan bank digital yang belum masuk dalam indeks, Wawan pun menyarankan untuk BEI membuat indeks khusus untuk sektor tersebut, sehingga masyarakat bisa melihat seperti apa kinerja sektor tersebut dalam jangka panjang.

Jika indeks untuk sektor tersebut tersedia, Wawan pun mengungkapkan kemungkinan dari Manajer Investasi yang juga akan menyediakan reksa dana saham khusus untuk indeks tersebut.

“Semoga kalau ada indeksnya, mungkin ada MI yang bisa bikin reksa dananya begitu,” kata Wawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper