Bisnis.com, JAKARTA – Emiten olahraga PT Bali Bintang Sejahtera Tbk. (BOLA) bakal memperkuat segmen penjualan digital dan hiburan.
Sebagaimana diketahui, Liga Indonesia belum mendapatkan izin untuk memulai kompetisi. Hal itu membuat Bali United sebagai unit usaha utama BOLA tidak bisa beroperasi. Alhasil, aliran pendapatan dari segmen itu tersendat.
Dalam paparan publik, Direktur Utama Bali Bintang Sejahtera Yabes Tanuri akan memperkuat segmen digital. Menurutnya segmen tersebut bisa menjadi aliran pendapatan baru bagi perseroan.
Dalam laporan keuangan kuartal I/2021 segmen hiburan dan konten serta komunitas digital menyumbang masing-masing Rp8,1 miliar dan Rp1,3 miliar. Jumlah itu setara 49,7 persen total pendapatan BOLA senilai Rp18,9 persen.
“Fokus kami pada bisnis olahraga dan e-sports untuk melampaui kinerja sebelum pandemi. Lalu mengembangkan komunitas digital hingga 100 juta anggota melalui akuisisi dan pertumbuhan organik,” katanya Rabu (4/8/2021).
Selain itu, perseroan juga akan berupaya untuk bisa berinvestasi di bidang olahraga atau hiburan lainnya. Yabes optimistis ekosistem olahraga dan hiburan akan tumbuh pesat seiring banyaknya figur publik yang masuk ke industri tersebut.
Baca Juga
Direktur Bali Bintang Sejahtera Yohannes Ade menambahkan kenaikan harga saham BOLA pekan lalu tidak berhubungan dengan kinerja fundamental. Dia mengakui kinerja periode ini perseroan masih mengalami kerugian dari bisnis utama.
“Volatilitas harga saham saat ini yang melonjak hingga Rp1.000 tidak berkaitan dengan kinerja. Karena secara operasional, kami masih mengalami rugi. Akan tetapi mencatatkan laba bersih dari pendapatan lain-lain,” pungkasnya.
Harga saham BOLA setelah dibuka gemboknya oleh BEI melesat menembus harga Rp1.000. Pada perdagangan pukul 14.30, saham BOLA berada di zona hijau dengan kenaikan 3,06 persen.