Bisnis.com, JAKARTA – PT Indika Energy Tbk. (INDY) terus melanjutkan startegi diversifikasi bisnis guna mencapai target kontribusi penerimaan non batu bara sebesar 50 persen pada 2025 mendatang.
Presiden Direktur Indika Energy M. Arsjad Rasjid menjelaskan, upaya melebarkan sayap bisnisnya merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam meningkatkan konsep Environmental, Social and Good Governance (ESG).
“Kami menargetkan non-coal revenue perusahaan sebesar 50 persen pada 2025 dan emisi karbon 0 persen pada 2050,” katanya dalam sesi media gathering, Rabu (4/8/2021).
Arsjad mengatakan, pihaknya juga telah menentukan beberapa sektor usaha yang tepat guna mencapai pertumbuhan berkelanjutan. Sektor-sektor tersebut adalah logistik, infrastruktur, mineral, energi terbarukan, kendaraan listrik, dan lainnya.
Direktur Indika Energy Purbaja Pantja menjelaskan, salah satu sektor usaha non batu bara perusahaan, yakni tambang emas, telah merampungkan studi kelayakan pada 2018 lalu. Investasi di tambang emas ini dilakukan melalui Nusantara Resources Limited yang memiliki PT Masmindo Dwi Area.
PT Masmindo Dwi Area memiliki hak operasi tambang emas di wilayah Sulawesi Selatan dengan jumlah cadangan 1,5 juta ounce. Purbaja mengatakan, tambang emas tersebut dapat digarap dalam waktu sekitar 10 hingga 11 tahun ke depan.
Baca Juga
“Perusahaan dapat memproduksi emas rata-rata sebanyak 150 ribu ounce per tahunnya,” katanya.
Selain itu, INDY juga telah merambah ke bisnis pembangunan fasilitas penyimpanan BBM melalui Interport. Salah satu proyek yang telah berhasil dibangun Interport adalah fasilitas penyimpanan BBM untuk ExxonMobil yang berada di Kariangau, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Pembangunan fasilitas tersebut telah dilakukan sejak Januari 2019 dan memakan waktu 18 bulan dan menelan dana US$115 juta. Tempat penyimpanan tersebut juga telah beroperasi sejak November 2020.
Purbaja mengatakan, saat ini Interport juga tengah terlibat dalam pengembangan Pelabuhan Patimban di Jawa Barat. Indika masuk ke konsorsium terpilih melalui Indika Logistic & Support Services (ILSS) dengan kepemilikan 29 persen.
Selain itu, INDY juga telah membentuk joint venture (JV) dengan Fourth Partner Energy bernama Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS). EMITS akan difokuskan untuk menggarap bisnis panel surya baik untuk segmen industri maupun komersial.
“Kami menargetkan dapat beroperasi dengan kapasitas sebesar 500 megawatt peak (MWP) dalam 5 tahun ke depan,” pungkasnya.