Bisnis.com, JAKARTA – Emiten peritel, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. membukukan kinerja positif sepanjang semester I/2021, seiring dengan tumbuhnya pendapatan dan melambungnya laba perseroan.
Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2021, emiten berkode saham RALS tersebut membukukan laba tahun berjalan 24,71 kali lebih banyak dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba tahun berjalan RALS pada semester I/2021 tercatat sebanyak Rp137,83 miliar, sedangkan pada semester pertama tahun sebelumnya, perseroan membukukan laba sebesar Rp5,36 miliar.
Adapun, perseroan membalikkan rugi usaha pada semester I/2020 sebesar Rp50,91 miliar menjadi laba usaha sebesar Rp122,65 miliar pada semester I/2021.
Emiten tersebut pada semester I/2021 menghasilkan laba bruto sebesar Rp763,74 miliar yang meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp613,73 miliar.
Total pendapatan perseroan pada enam bulan pertama pada tahun ini juga mengalami peningkatan sebesar 16,50 persen menjadi Rp1,72 triliun, dari Rp1,47 triliun pada semester I/2020.
Baca Juga
Pendapatan perseroan berasal dari penjualan barang beli putus yang mendominasi penjualan perseroan sebanyak Rp1,37 triliun yang meningkat dari periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp1,23 triliun.
Selain itu, juga terdapat penjualan konsinyasi sebesar Rp1,36 triliun pada semester I/2021, angka tersebut juga mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan semester I/2020 sebesar Rp969,41 miliar.
Setelah dikurangi beban penjualan konsinyasi, perseroan menghasilkan komisi penjualan sebesar Rp346,71 miliar pada semester I/2021, yang meningkat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp247,66 miliar.
Sementara itu, aset RALS mengalami penurunan dari Rp5,29 triliun pada penutupan tahun 2020, menjadi Rp5,03 triliun pada semester I/2021. Total ekuitas perseroan pun juga mengalami penurunan dari Rp3,72 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp3,63 triliun pada semester I/2021.
Penurunan yang juga terjadi pada total liabilitas RALS dari Rp1,57 triliun per 31 Desember 2020 menjadi Rp1,40 triliun pada enam bulan pertama tahun 2021.