Bisnis.com, JAKARTA - Calon emiten tambang PT Prima Andalan Mandiri Tbk. (MCOL) atau Prima Coal memiliki kapasitas produksi batu bara premium (kalori tinggi) sejumlah 6 juta ton per tahun.
"Pada tahun 2004, perseroan memulai tahap produksi dan hingga saat ini produksi mencapai sekitar 6 juta metrik ton per tahun," papar manajemen dikutip dari prospektusnya.
Batu bara perseroan masuk dalam kategori sub-bituminus dengan nilai kalori berkisar antara 4.600 kkal/kg sampai dengan 5.100 kkal/kg GAR yang memiliki kadar abu dan sulfur yang relatif rendah sehingga dapat dikategorikan sebagai batu bara yang ramah lingkungan.
Pada 2020, pendapatan neto perseroan mencapai US$298,97 juta dengan penjualan batubara menyumbang sebesar 87 persen terhadap total pendapatan bersih.
MCOL mengelola penjualan dan pemasaran produk batu baranya melalui divisi pemasaran internal. Divisi pemasaran Perseroan termasuk bagian dokumentasi pengapalan di Head Office (HO) dan Tarakan, dan lokasi pemuatan batubara ke Mother Vessel.
Pelanggan Prima Coal adalah pelanggan tetap yang sudah berhubungan dengan selama lebih dari 5 tahun. Di bulan Desember 2020, perseroan memiliki 8 pelanggan tetap yang terus berkomitmen untuk membeli batu bara hasil produksi perseroan.
Baca Juga
"Perseroan juga terus berupaya untuk menambah jumlah pelanggan dengan mencari pembeli yang dapat dipercaya," imbuhnya.
Prima Coal menjual batubara dengan harga FOB (Free on Board). Pelanggan akan menyewa Mother Vessel ke pelabuhan muat di Tanjung Batu, Tarakan, Kalimantan Utara, dan perseroan bertanggung jawab untuk mengirimkan batubara dari tambang ke Mother Vessel.
MCOL menggunakan jasa tongkang dan Floating crane dari Mandiri Tranship untuk mengirim batubara dari tambang ke Mother Vessel. Harga penjualan batubara perseroan sudah termasuk royalti ke Pemerintah sebesar 13,5 persen.
Kontrak perseroan dengan pelanggan adalah berbasis spot. Harga, volume batubara dan periode pengapalan didiskusikan dan disetujui kedua belah pihak setiap bulan.
Penetapan harga batu bara perseroan dilakukan dengan mengamati kondisi pasar dan juga referensi dari berbagai indeks internasional, seperti Harga Batubara Acuan (HBA), Indonesian Coal Index (ICI), Newcastle dan sebagainya. Penjualan batubara dilakukan dengan kontrak secara langsung antara Mandiri Coal dengan pelanggan perseroan.
Sebagian besar batubara perseroan diekspor ke China, India dan Asia Tenggara, dengan pelanggan didominasi oleh perusahaan perdagangan batu bara.
Berikut ini adalah tabel volume penjualan batubara Perseroan untuk periode tahun 2020, 2019 dan 2018 yang diuraikan berdasarkan penjualan ke para pelanggan:
Pelanggan Prima Coal sebagian besar adalah pelanggan berulang. Adani Global FZE, Trafigura Pte Ltd dan Caravel Carbons Ltd merupakan pelanggan yang paling besar.
Per 31 Desember 2020, kontribusi penjualan batubara ke Adani Global FZE, Trafigura Pte Ltd dan Caravel Carbons Ltd terhadap jumlah volume penjualan Perseroan secara berturut-turut adalah sebesar 22%, 25% dan 18%.
"Angka tersebut di atas menunjukkan bahwa perseroan tidak bergantung pada pelanggan tertentu," jelasnya.
Dalam menjalankan kegiatan pemasaran, Prima Coal telah menjalin relasi dengan beberapa perusahaan tambang lokal dan internasional melalui berbagai konferensi seperti Coaltrans dan lainnya.
Perseroan juga kerap memasarkan produknya dengan mengenalkan produk batubaranya ke para pelanggan Perseroan. Dengan kualitas batu bara yang ramah lingkungan, perseroan tidak mengalami kesulitan dalam memasarkan produknya.
Prima Coal akan go public dengan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Berdasarkan prospektus yang diterbitkan lewat harian Bisnis Indonesia, Rabu (28/7/2021), perseroan berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 355,56 juta saham biasa atas nama atau mewakili 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Nilai nominal saham ditetapkan senilai Rp100 sementara harga penawaran ditetapkan pada rentang Rp1.420-Rp1.600 per saham. Dengan demikian, perseroan berpotensi mengantongi dana segar hingga Rp568,89 miliar.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek PT Buana Capital Sekuritas. Sedangkan penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.
Perseroan menetapkan rencana masa penawaran awal pada 28 Juli - 16 Agustus 2021 dan tanggal efektif pada 30 Agustus 2021.
Masa penawaran umum direncanakan pada 1 - 3 September 2021 dengan tanggal penjatahan pada 3 September 2021. Tanggal pengembalian uang pemesanan dan distribusi saham secara elektronik akan dilakukan pada 6 September 2021. Saham perseroan akan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 7 September 2021.
Lebih lanjut, dana segar dari IPO ini akan digunakan perseroan untuk pembelian peralatan berat sekitar Rp441 miliar. Peralatan berat ini terdiri dari excavator PC2000 sebanyak 4 unit, dump truck HD 785 sebanyak 18 unit, dozer 375 sebanyak 2 unit, dan dozer D155 sebanyak 2 unit. Pembeliani ini akan dilakukan pada 2021 dari PT United Tractors Tbk.
Sementara sisa dana lainnya akan digunakan untuk modal kerja dalam bentuk setoran modal kepada MKP untuk pembayaran utang usaha dan operasional.
PT Prima Andalan Mandiri Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara berdiri pada 1 Juni 2005.
Operasional tambang perseroan terletak di kecamatan Sesayap Hilir, kabupaten Tana Tidung dan kecamatan Sembakung, kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, sekitar 100 km dari Tanjung Selor, Kalimantan Utara.
Kegiatan operasional perseroan dilakukan melalui kantor pusat yang berlokasi di Jakarta, sedangkan kegiatan penambangan perseroan dilakukan di Kalimantan Utara. Letak konsesi tambang perseroan berada di antara dua sungai besar yaitu Sungai Linungkayan di sebelah utara dan sungai Sesayap di sebelah selatan.