Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perunggasan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) berencana membagikan dividen tunai sebesar Rp1,84 triliun atau Rp112 per saham.
Direksi CPIN dalam keterbukaan informasi menyebutkan, berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 26 Juli 2021, menyetujui pembagian dividen Rp112 per saham yang dibayarkan atas 16,39 juta saham.
"Seluruh dividen bertjumlah Rp1.836.576.000.000 [Rp1,84 triliun]," paparnya.
Berikut jadwal pembagian dividen tunai CPIN untuk tahun buku 2020.
a. Cum Dividen Tunai di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi : 3 Agustus 2021
b. Ex Dividen Tunai di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi : 4 Agustus 2021
Baca Juga
c. Cum Dividen Tunai di Pasar Tunai : 5 Agustus 2021
d. Ex Dividen Tunai di Pasar Tunai : 6 Agustus 2021
e. Daftar Pemegang Saham yang berhak atas Dividen Tunai : 5 Agustus 2021
f. Pembayaran Dividen Tunai : 13 Agustus 2021
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode saham CPIN itu mencatatkan penjualan sebesar Rp42,51 triliun pada 2020. Perolehan itu naik tipis dari Rp42,501 triliun pada 2019.
Kendati demikian, CPIN berhasil mencatatkan penurunan beban pokok pendapatan menjadi sebesar Rp34,2 triliun dibandingkan dengan Rp34,5 triliun pada tahun sebelumnya.
Sejalan dengan itu, CPIN mencatatkan pertumbuhan 5,43 persen di pos laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp3,84 triliun pada 2020, dibandingkan dengan Rp3,64 triliun pada 2019.
Sementara itu, total arus kas dari aktivitas operasi CPIN berhasil tumbuh baik 42,5 persen menjadi Rp4,84 triliun pada 2020, dibandingkan dengan Rp3,4 triliun pada 2019.
Di sisi lain, total liabilitas CPIN berhasil turun menjadi Rp7,8 triliun pada akhir 2020 dibandingkan dengan Rp8,21 triliun pada akhir 2019.
Total aset juga berhasil naik menjadi Rp31,15 triliun pada akhir 2020 dibandingkan dengan Rp29,1 triliun pada akhir 2019.
Total aset itu termasuk kas dan setara kas yang tumbuh 36,5 persen menjadi Rp2,67 triliun pada akhir 2020 dibandingkan dengan Rp1,96 triliun pada akhir 2019.