Bisnis.com, JAKARTA – Investor pemula yang didominasi oleh generasi milenial mampu menjadi pendorong kebangkitan investor ritel di pasar saham Bursa Efek Indonesia.
Namun, kehadiran milenial perlu diikuti dengan kemampuan berinvestasi terutama bagi investor pemula.
Founder Ternak Uang Timothy Ronald menjelaskan untuk investor pemula hal pertama yang perlu dilakukan yakni memilih industri yang tepat dengan melakukan analisis.
Salah satu analisis yang dapat dipakai yakni top down analysis. Artinya, investor perlu melihat kondisi global kemudian melihat secara makro dan menkerucut melihat industri-industrinya, jelas Timothy.
“Kemungkinan saham teknologi akan bagus ke depannya, dari saham ini emiten apa yang tepat atau kita bottom up,” katanya dalam Emiten Expose 2021, Selasa (26/7/2021).
Dia menjelaskan, investor juga bisa melihat industri lain yang menunjang perkembangan. Sebagai contoh, kondisi saat ini dimana PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) akan segera melantai di bursa maka investor bisa mencari industri lain yang kaitannya, misalnya industri telekomunikasi.
Baca Juga
Setelah menemukan emiten, investor pemula perlu menganalisis laporan keuangan dan manajemen perusahaan atau analisis fundamental.
“Dalam laporan keuangan, kita bisa lihat apakah perusahaan itu untung atau rugi, ekuitas perusahaannya seperti apa, dan pengembangan perusahaan bagaimana,” imbuhnya.
Menurut Timothy, investor pemula juga perlu melek soal analisis teknikal, tujuannya ialah menemukan waktu terbaik untuk membeli saham.
Hal terakhir yang perlu diperhatikan oleh investor pemula yakni flow atau alur perusahaan. Untuk melihat flow saham sebuah perusahaan, Timothy mengatakan, investor melihat melalui ringkasan dari broker.
Selain itu, dia juga menyarankan untuk investor di level pemula tidak perlu memiliki banyak saham sampai 20 atau 30 saham atas dasar diversifikasi aset.
“Kalau saya lihat saham itu seperti punya anak, satu atau tiga aja kalau konsentrasi uangnya bisa dobel lebih cepat,” pungkasnya.