Bisnis.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mendukung optimalisasi kinerja PT Krakatau Steel Tbk. (KRAS) lewat subholding PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) yang baru saja diresmikan pada Selasa (13/7/2021).
KSI merupakan anak perusahaan pelat merah PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. Sebelumnya KSI lebih dikenal dengan nama PT.Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) dan kini menjadi induk subholding dari PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), dan PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS).
Perusahaan dengan bidang usaha utama pengelola kawasan industri ini menyediakan dan mengelola kawasan industri dengan layanan lengkap dan terintegrasi, seperti infrastruktur dan utilitas kawasan yang mencakup pelabuhan, jalan, listrik, air dan gas, maupun fasilitas pendukung lainnya seperti hotel, sarana perumahan dan lainnya.
KSI menawarkan “An Integrated Investment Solution” untuk mendukung pengembangan usaha dan menarik para investor.
Erick Thohir mendukung pembentukan subholding KSI sebagai bagian dari transformasi KRAS untuk meningkatkan nilai dan mengoptimalkan potensi kinerja perseroan, seperti potensi pabrik Hot Strip Mill 2 yang memiliki kapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun.
“Subholding ini juga harus dapat memanfaatkan peluang investasi ke Indonesia yang memerlukan dukungan kawasan industri dengan fasilitas terintegrasi dan berstandar internasional,” ungkap Erick Thohir saat meresmikan KSI, Selasa (13/7/2021).
Baca Juga
KSI yang memiliki area pengelolaan kawaran terbesar di Indonesia nantinya akan bergerak di layanan kawasan industri terintegrasi dengan empat area utama, yakni kawasan industri, penyediaan energi, penyediaan air industri, dan pelabuhan.
Direktur Utama KRAS Silmy Karim mengatakan subholding ini memiliki pondasi yang kuat secara finansial. Empat perusahaan di bawah KSI mencatat total pendapatan Rp 3,4 triliun dan EBITDA sebesar Rp 1 triliun pada tahun 2020.
Target pencapaian secara bisnis keseluruhan subholding diharapkan terus berkembang seiring dengan pertumbuhan kebutuhan kawasan industri di Indonesia.
“Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel ini diproyeksikan dapat menghasilkan pendapatan hingga Rp 7,8 triliun pada lima tahun mendatang, Sementara itu, EBITDA subholding sarana infrastruktur diproyeksikan meningkat mencapai Rp 2,2 triliun pada 2025, “ ungkap Silmy.
Sementara itu, Direktur Utama PT Krakatau Sarana Infrastruktur Priyo Budianto menyambut baik pembentukan subholding ini. Ia berharap sinergi ini dapat mendukung pencapaian target yang diproyeksikan tercapai dalam lima tahun mendatang.
“Pembentukan subholding KSI merupakan tantangan dan menjadi semangat baru bagi kami untuk lebih memberikan kontribusi positif bagi pembangunan industri di Indonesia dan saya yakin semua target yang direncanakan dapat tercapai sesuai arahan dan harapan Bapak Menteri BUMN dan juga Bapak Silmy Karim,” ungkap Priyo.