Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyebaran Varian Delta di AS Mengkhawatirkan, Wall Street Tergelincir

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,75 persen ke level 34.421,93, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,86 persen dan Nasdaq Composite turun 0,72 persen ke 14.559,78.
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Kamis (8/7/2021) di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa penyebaran varian Covid-19 menekan ekspektasi pertumbuhan.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,75 persen ke level 34.421,93, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,86 persen dan Nasdaq Composite turun 0,72 persen ke 14.559,78.

Sektor sektor industri dan material yang sensitif secara ekonomi menjadi pendorong terbesar dari 11 sektor lainnya di S&P 500 yang juga ditutup melemah. Indeks acuan telah menetapkan penutupan tertinggi sepanjang masa dalam delapan dari sembilan sesi perdagangan terakhir.

Saham-saham perbankan menjadi penekan terbesar setelah imbal hasil Treasury AS 30 tahun turun sempat menyentuh level 1,9 persen untuk pertama kalinya sejak Februari.

Kekhawatiran pelaku pasar meningkat terhadap peningkatan penyebaran varian delta yang akan kembali menekan prospek pertumbuhan dan normalisasi bank sentral.

"Rasanya seperti kita telah beralih dari berpikir inflasi akan bersifat sementara, menjadi takut pertumbuhan akan bersifat sementara," kata kepala strategi pasar di National Securities Art Hogan, seperti dikutip Bloomberg.

Rencana stimulus bank sentral masih penting untuk prospek pasar. Meskipun Federal Reserve mempertimbangkan jadwal untuk mengurangi pembelian obligasi bulanan senilai $120 miliar, Bank Sentral Eropa (ECB) siap untuk memperpanjang kebijakan ultra-longgarnya.

Dalam kulminasi dari tinjauan 18 bulan yang diterbitkan Kamis, pembuat kebijakan ECB menaikkan target inflasi mereka menjadi 2 persen dan mengatakan akan mentolerir overshoot ekonomi yang moderat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper