Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Raih Dana IPO Rp200 Miliar, PAM Mineral (NICL) Siap Masuk Ekosistem Kendaraan listrik

Emiten pertambangan nikel PT PAM Mineral Tbk. (NICL) bakal memanfaatkan momentum peningkatan pasar nikel seiring dengan pertumbuhan kendaraan listrik.
Perakitan baterai kendaraan listrik di pabrik Volvo Cars di Ghent, Belgia. /Volvo Cars
Perakitan baterai kendaraan listrik di pabrik Volvo Cars di Ghent, Belgia. /Volvo Cars

Bisnis.com, JAKARTA - PT PAM Mineral Tbk (NICL) resmi mencatatkan perusahaannya di bursa melalui Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) pada Jumat (9/7/2021).

NICL akan mencatatkan 2 miliar saham lewat aksi korporasi tersebut, atau setara dengan 20,7 persen dari total modal ditempat dan disetor.

Harga penawaran ditetapkan Rp100, sehingga perseroan bakal mengantongi dana segar sebanyak-banyaknya Rp200 miliar..

PAM Mineral juga akan menerbitkan waran seri I sebanyak-banyaknya 2,6 miliar dengan harga pelaksanaan Rp300 per saham. Masa berlaku dari pelaksanaan waran itu terhitung 6 bulan sejak tanggal penerbitan yaitu 10 Januari 2022 hingga 7 Juli 2023.

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT Danatama Makmur Sekuritas dengan penjamin efek PT Artha Sekuritas, PT Henan Putihrai Sekuritas, PT Waterfront Sekuritas Indonesia, PT Panca Global Sekuritas, PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk., dan PT Nilai Inti Sekuritas.

Ruddy Tjanaka, Direktur Utama PAM Mineral menjelaskan, langkah perusahaan masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) elalui IPO adalah bagian dari strategi meningkatkan kapasitas pendanaan dan tata kelola perusahaan.

Ruddy menyatakan optimis dengan prospek bisnis pertambangan mineral nikel yang dijalankan perseroan saat ini. Ia menjelaskan, jumlah pasokan nikel saat ini tengah terbatas karena permintaan yang semakin meningkat dari industri kendaraan listrik Electric Vehicle (EV).

Market share untuk kendaran listrik (EV) akan meningkat dari 2,5 persen pada tahun 2019 menjadi 10 persen pada tahun 2025. Sementara itu, market share untuk industri EV diprediksikan akan meningkat menjadi 28 persen di tahun 2030 dan 58 persen di tahun 2040.

Pada tahun 2019, konsumsi nikel untuk bahan baku baterai akan mencapai 7 persen dari total konsumsi global.

“Diperkirakan pada tahun 2022, permintaan nikel akan melebihi pasokan yang ada. Potensi yang besar bagi perusahaan untuk bertumbuh mengingat saat ini baru sebagian kecil dari area yang dieksploitasi,” katanya dalam keterangan resmi PAM Mineral.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper