Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemulihan Pasar dan Investor Ritel Topang Pertumbuhan Nilai Transaksi Broker 

Berdasarkan data Bloomberg, pada paruh pertama tahun ini nilai transaksi pialang saham terpantau mencapai Rp3.323,39 triliun, atau meningkat 75,38 persen secara tahunan dari nilai transaksi periode yang sama tahun lalu Rp1.894,98 triliun.
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai transaksi broker sepanjang tahun ini mengalami peningkatan secara tahunan. Optimisme pemulihan pasar dan euforia investor di pasar modal menjadi pendorongnya.

Berdasarkan data Bloomberg, pada paruh pertama tahun ini nilai transaksi pialang saham terpantau mencapai Rp3.323,39 triliun, atau meningkat 75,38 persen secara tahunan dari nilai transaksi periode yang sama tahun lalu Rp1.894,98 triliun.

Meski sepanjang tahun berjalan mengalami naik turun, nilai transaksi pialang saham juga sempat memecahkan rekor di awal tahun ini tepatnya pada Januari 2021 yang mencapai Rp849,12 triliun dalam sebulan, sekaligus menjadi nilai transaksi bulanan tertinggi sepanjang masa.

Head of Equity Research BNI Sekuritas Kim Kwie Sjamsudin mengatakan jika dibandingkan dengan tahun periode yang sama tahun lalu, pada semester I/2021 memang terjadi peningkatan yang signifikan.

Salah satunya, karena di awal tahun lalu pandemi baru mulai merebak dan pasar saham tergelincir jatuh. Alhasil aktivitas investor untuk jual beli saham pun turut terkena dampak, meski berangsur pulih di sisa tahun lalu.

“Memang first half 2020 volumenya agak rendah tapi meningkat banyak di second half […] di tahun ini, ritelnya lebih aktif,” tutur Kim kepada Bisnis, Rabu (7/7/2021)

Senada, Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan kondisi pasar yang terbilang membaik di semester I/2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu membuat investor lebih aktif bertransaksi.

Di sisi lain, sepanjang paruh pertama tahun ini pun banyak sanama-nama saham baru yang mencuat dan menjadi favorit investor untuk melakukan aksi jual beli, seperti beberapa emiten dari sektor teknologi.

“Banyak nama-nama baru ini sahamnya melonjak, akhirnya membuat market cap naik. Ini sejalan dengan transksi saham yangg juga meningkat. Akhirnya transaksi juga mengalami peningkatan,” ujar Reza kepada Bisnis, Rabu (7/7/2021)

Seiring dengan hal tersebut, kehadiran investor ritel yang kini mendominasi bursa ikut mendorong peningkatan nilai transaksi. Reza menilai investor ritel lebih lincah dalam berpindah dari satu saham ke saham lain mengikuti sentimen pasar yang berkembang.

“Mereka bisa cepat pindah ke saham mana saja selama ada potensi cuan. Kalau insitusi kan setiap pengambilan saham ada dasar, melakukan valuasi dulu, perhitungan dulu, pasti lebih lama,” tuturnya lagi.

Untuk semester II/2021, Reza memperkirakan nilai transaksi akan tumbuh lebih tinggi lagi ditopang oleh sejumlah aksi korporasi yang akan terjadi yang dipastikan bakal menarik minat para investor ritel untuk berburu saham.

Di sisi lain, dia menyebut sentimen pemulihan pasar di paruh kedua tahun ini juga lebih kuat dibandingkan sebelumnya, ditambah dengan tren posittif yang biasa terjadi jelang akhir tahun seperti window dressing.

Sebelumnya, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi mengatakan euforia investor di pasar modal sejak seiring dengan efek pandemi yang terjadi sejak tahun lalu masih terus berlanjut di tahun ini.

Menurutnya, pandemi yang belum usai sehingga pembatasan-pembatasan kegiatan kembali terjadi membuat masyarakat mengalihkan dana konsumsinya ke investasi melalui instrumen pasar modal, termasuk saham.

Retail investornya lebih active ya di  bulan Juni. Mungkin karena mereka melihat valuasi market sudah attractive.

Terbukti, kata Hasan, beragam indikator perdagangan Bursa mencetak banyak rekor di tahun ini, seperti rata-rata volume transaksi harian terus meningkat mencapai 18,72 miliar saham per 18 Juni 2021.

Begitu pula dengan rata-rata nilai transaksi harian yang meningkat menjadi Rp13,53 miliar pada 18 Juni 2021, dari posisi Rp9,21 miliar di akhir Desember 2020.

Rata-rata frekuensi transaksi harian juga meningkat menjadi 1,22 juta kali per 18 Juni 2021, dibandingkan 677.430 kali pada akhir Desember 2020. Rekor tertinggi juga pecah pada 14 januari 2021 yang mana terjadi 2,006 juta transaksi dalam sehari.

“Jadi kita lihat momentum ini, euforia ini, masih terus berlanjut sampai dengan posisi terakhir di 2021 ini,” ujarnya Hasan dalam sesi Bisnis Indonesia Mid Year Economic Outlook 2021, Selasa (6/6/2021) lalu.

Hasan juga mengatakan hal tersebut sejalan dengan pertambahan investor yang meningkat pesat. Per akhir Mei 2021 jumlah investor pasar modal Indonesia tembus 5,37 juta investor dengan 45,2 persen atau 2,40 juta di antaranya adalah investor C-Best atau pasar saham.

BEI juga mencatat rata-rata investor aktif harian melonjak hingga sekitar 199.000 investor per hari per 2 Juli 2021, ini hampir dua kali lipat dari posisi per akhir Desember 2020 yang sebanyak 95.000 investor per hari.

“Inilah yang menjadi alasan di balik peningkatan turnover dan tingkat kedalaman pasar kita,” ujarnya lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper