Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Cetakan Sarung Tangan MARK Tidak Terpengaruh Lockdown Malaysia

PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. mengungkapkan bahwa pemberlakuan lockdown di Selangor, Malaysia, tidak mempengaruhi permintaan ekspor cetakan sarung tangan ke negara tersebut.
Presiden Direktur Mark Dynamics Ridwan Goh/Istimewa
Presiden Direktur Mark Dynamics Ridwan Goh/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Produsen cetakan sarung tangan, PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (MARK) mengungkapkan bahwa pemberlakuan lockdown di Selangor, Malaysia tidak mempengaruhi permintaan ekspor ke negara tersebut.

“Yang terjadi hanya delay pasokan dengan antrian pemesanan dan pengiriman. Untuk MARK sendiri tidak terdampak pada target produksi perseroan,” ungkap Ridwan, Direktur Utama Mark Dynamic Indonesia, kepada Bisnis, Selasa (6/7/2021).

Menurut Ridwan, hal tersebut karena emiten berkode saham MARK tersebut telah menerima kontrak dan down payment untuk pengapalan di tahun 2021 dan 2022.

Selain itu dia menambahkan lockdown pun terjadi pada pabrik cetakan sarung tangan di Malaysia. Oleh sebab itu, Ridwan menyebutkan potensi peningkatan permintaan cetakan sarung tangan kepada MARK bisa terjadi akibat suplai dari pabrik cetakan sarung tangan di Malaysia mengalami perlambatan.

Mark Dynamics Indonesia sendiri menggeluti bidang usaha industri pengolahan porselin berupa examination formers, surgical formers, household formers, custom made formers, dan industrial formers.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2021, penjualan pun didominasi oleh penjualan ekspor yang salah satu negara tujuannya adalah Malaysia. Pada kuartal pertama I/2021, tercatat penjualan ekspor senilai Rp186,08 miliar yang merupakan 85,52 persen dari total penjualan MARK.

Sebelumnya, pada Sabtu (3/7/2021), pemerintah Malaysia telah memberlakukan aturan pengetatan kegiatan di Selangor lantaran wilayah itu merupakan negara bagian yang menyumbang setengah dari kasus Covid-19 pada hari tersebut.

Asosiasi Produsen Sarung Tangan (MARGAM) Malaysia melalui Presiden MARGAM Supramaniam Shanmugam menyebutkan pihaknya telah mengatur jadwal untuk melakukan pertemuan dengan Kementerian Perdagangan terkait permintaan pelonggaran izin produksi.

MARGAM menyebutkan 58 persen dari sarung tangan plastik di Malaysia diproduksi di Selangor, sehingga dapat menyebabkan gangguan pasokan alat pelindung diri, khususnya sarung tangan.

“Pelanggan global dari pabrikan kami telah menelepon dengan perhatian besar pada kekurangan produksi dan pengiriman sarung tangan kepada mereka,” kata Shanmugam, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (5/7/2021).

Shanmugam menjelaskan, menumpuknya permintaan global terhadap sarung tangan dipengaruhi oleh aturan lockdown di Selangor. Hal tersebut mempengaruhi waktu tunggu pengiriman sehingga dapat menghambat pengiriman pasokan.

Anggota MARGMA, lanjut Shanmugam, secara kolektif memproduksi dan mengekspor sarung tangan ke 195 negara, memasok 67 persen konsumsi global. Permintaan global untuk sarung tangan medis tahun 2021 diperkirakan akan tetap pada 420 miliar lembar dan melonjak 15 persen sampai 20 persen pada 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper