Bisnis.com, MEDAN - Emiten cetakan sarung tangan PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. kembali mencatat kinerja positif dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 197,4 persen pada kuartal 1/2021. MARK membukukan laba bersih sebesar Rp69,35 miliar atau meningkat Rp46,05 miliar secara year on year (yoy).
Emiten berkode MARK yang berdomisili di Kawasan Industri Medan Star, Deli Serdang, Sumatra Utara, ini berhasil membukukan penjualan sebesar Rp217,58 miliar pada kuartal I/2021, naik 124,75% (yoy). Laba kotor perseroan juga tumbuh 170,95% dari Rp40,83 miliar pada kuartal 1/2020 menjadi Rp110,63 miliar.
Presiden Direktur MARK Ridwan Goh mengatakan pencapaian yang diraih oleh MARK merupakan keberhasilan perseroan menjaga tingkat efisiensi, serta mempertahankan kualitas produk sesuai dengan permintaan pelanggan.
“Hal ini terlihat dari keberhasilan perseroan menjaga margin laba kotor di 50,85% dengan nilai sebesar Rp110,63 miliar,” kata Ridwan, Kamis (29/4/2021).
Kata Ridwan, kenaikan laba perseroan tidak lepas dari strategi produksi dan efisiensi perseroan di tengah pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 justru berdampak positif bagi MARK, ditandai dengan kenaikan average selling price (ASP) dan penambahan kapasitas produksi hampir dua kali lipat.
Dibandingkan dengan 31 Desember 2020, total aset perseroan meningkat sebesar 15,87% dari Rp719,72 miliar menjadi Rp833,97 miliar per 31 Maret 2021. Aset lancar mengalami peningkatan menjadi Rp430,62 miliar per 31 Maret 2021, tumbuh 20,66% secara year to date (ytd) dari Rp356,87 miliar per akhir Desember 2021.
Sementara itu, aset tidak lancar naik 11,16% (ytd) menjadi Rp403,34 miliar per 31 Maret 2021. Peningkatan juga terjadi pada ekuitas perseroan menjadi Rp478,82 miliar.
Tahun ini, MARK menargetkan penjualan konsolidasi mencapai Rp1,06 triliun dengan laba bersih sekitar Rp300,6 miliar. Diketahui, MARK telah mengantongi kontrak senilai US$70 juta untuk pengapalan tahun 2021. “Di 2022 nanti, penjualan konsolidasi akan naik 40% dari 2021 yaitu menjadi Rp1,47 triliun dan bottom line sekitar Rp433,3 miliar," tambah Ridwan.
Optimisme ini disasari oleh kondisi ekonomi global yang mulai pulih secara perlahan karena ketersediaan vaksin Covid-19. MARK memperkirakan setelah kondisi kembali normal, permintaan sarung tangan secara global diperkirakan tetap akan bertumbuh sebesar 10% hingga 12% per tahun.